Langsung ke konten utama

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri.


Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai.


Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku.


Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku...


Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku berusaha mencari jawaban atas segala keraguan dan kekecewaan yang menghantui pikiranku. Setiap kali aku mencoba mencari kebenaran, bayangan masa lalu kembali menghantuiku, membuatku meragukan segala sesuatu yang ada di sekitarku.


Malam-malamku diisi dengan pertanyaan tanpa jawaban. Aku merenung, mencoba memahami bagaimana aku bisa terperangkap dalam kebohongan yang begitu panjang. Aku mencari-cari alasan, apakah ini semua salahku karena terlalu percaya? Ataukah aku memang tidak cukup peka untuk melihat tanda-tanda yang ada?


Di tengah kebingungan ini, aku mencoba untuk kembali bangkit. Aku sadar bahwa meratapi nasib tidak akan mengubah apa pun. Aku harus mencari kekuatan dari dalam diriku sendiri untuk melanjutkan hidup. Aku memutuskan untuk memperbaiki diri, belajar dari kesalahan, dan menjadi lebih bijaksana dalam menilai orang.


Setiap hari aku berusaha menemukan kedamaian dalam diriku sendiri. Aku mulai membaca buku-buku motivasi, mengikuti seminar-seminar pengembangan diri, dan berbicara dengan orang-orang yang bisa memberikan pandangan positif. Perlahan-lahan, aku mulai menemukan cahaya di ujung terowongan yang gelap.


Dalam perjalanan ini, aku bertemu dengan orang-orang baru yang memberiku harapan. Mereka adalah orang-orang yang tulus dan jujur, yang memberikan semangat dan dukungan tanpa pamrih. Dari mereka, aku belajar bahwa dunia ini masih memiliki banyak hal baik, meskipun kadang-kadang kita harus melalui kegelapan untuk menemukannya.


Aku mulai memahami bahwa hidup ini penuh dengan liku-liku yang tidak selalu bisa kita duga. Ada kalanya kita jatuh, tapi kita juga memiliki kemampuan untuk bangkit kembali. Setiap cobaan yang datang adalah pelajaran berharga yang membuat kita semakin kuat.


Aku pun memutuskan untuk memaafkan masa laluku. Bukan karena apa yang terjadi itu benar, tetapi karena aku ingin melepaskan beban yang selama ini menghimpit hatiku. Aku ingin melangkah maju dengan hati yang lebih ringan dan pikiran yang lebih jernih.


Perjalanan ini mengajarkanku banyak hal. Aku belajar untuk lebih berhati-hati, lebih peka, dan lebih bijaksana dalam menilai orang. Aku juga belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari orang lain, tetapi dari dalam diri kita sendiri.


Kini, aku menjalani hari-hariku dengan lebih optimis. Aku berusaha menikmati setiap momen yang ada, tanpa terjebak dalam bayangan masa lalu. Aku sadar bahwa hidup ini terlalu berharga untuk disia-siakan dengan penyesalan dan kekecewaan.


Setiap langkah yang kuambil adalah langkah menuju masa depan yang lebih baik. Aku bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih bahagia. Dan yang terpenting, aku belajar untuk selalu bersyukur atas segala hal yang telah aku alami, karena semuanya adalah bagian dari perjalanan hidupku yang unik.


Aku berharap bahwa kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi siapa pun yang membacanya. Bahwa meskipun kita pernah terjatuh dan terluka, kita selalu memiliki kesempatan untuk bangkit dan memperbaiki diri. Bahwa dalam setiap kesulitan, selalu ada hikmah yang bisa kita ambil. Dan bahwa hidup ini, dengan segala liku-likunya, adalah anugerah yang patut kita syukuri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.