Langsung ke konten utama

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK)

memiliki tantangan yang tidak mudah

dalam pemberantasan korupsi. Nah,

di bawah kepemimpinan pimpinan

baru KPK nantinya, setidaknya ada 13

kasus korupsi yang harus dibereskan.

Berikut ini 13 kasus korupsi yang

belum terselesaikan versi Indonesia

Corruption Watch:

1. Kasus korupsi bailout Bank Century

2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi

Senior BI

3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma

atlet dan hambalang

4. Kasus mafia pajak yang berkaitan

dengan Gayus Tambunan dan

jejaring mafia yang lain

5. Rekening gendut jenderal Polri

6. Suap program Pejabat Pengelola

Informasi dan Dokumentasi (PPID) di

Kemenakertrans

7. Korupsi hibah kereta api di

Kemenhub

8. Korupsi pengadan solar home

system (SHS) di Kementerian ESDM

9. Korupsi sektor kehutanan

khususnya di Pelalawan Riau

10. Kasus mafia anggaran berdasar

laporan Wa Ode Nurhayati

11. Kasus korupsi sektor migas dan

tambang yang melibatkan Freeport

Newmont dan Innospec 12. Korupsi

penyelenggran ibadah haji yang

melibatkan Kemenag

13. Korupsi dana bansos di Banten.

Ketiga belas kasus korupsi yang jadi

PR KPK itu disampaikan anggota

badan Pekerja ICW, Tama S Langkun,

di Kantor ICW, Jl Kalibata Timur,

Jakarta Selatan, Kamis (8 /11/2011) .

Tama menilai ke depannya KPK tidak

hanya akan menghadapi serangan

balik dari koruptor, tetapi juga

menghadapi tekanan politik dan

ancaman internal. Di sisi lain KPK juga

dituntut untuk mampu memberikan

hasil nyata dalam program

pemberantasan korupsi.

"Pada capaian KPK jilid 2 kemarin,

memang sudah ada sejumlah

prestasi yang baik seperti

ditangkapnya beberapa pejabat

selevel menteri dan juga menangani

kasus korupsi yang melibatkan

anggota DPR. Namun prestasi KPK itu

juga bukan tanpa kritik," tutur Tama.

Menurut dia, kasus-kasus yang belum

mampu diselesaikan KPK utamanya

adalah kasus yang berkaitan dengan

kekuasaan dan mafia politik, sehingga

membuat KPK dianggap tebang pilih.

"KPK sangat minim sekali

memberikan informasi kepada publik

terkait apa yang sudah dilakukan dan

apa indikator keberhasilannya pada

kasus-kasus tersebut," sambung

Tama.

Padahal, lanjut dia, berdasarkan

realisasi anggaran, penyerapan

anggaran untuk program

pencegahan lebih besar daripada

penindakan. Strategi pencegahan

yang masih bersifat acak atau tidak

fokus pun dinilai menjadi salah satu

kendala.

"Untuk itu KPK perlu meningkatkan

kembali sinkronisasi fungsi

penindakan dan pencegahan agar

dapat menyelesaikan kasus tersebut,"

ucap Tama. (M.Rizki)


Published with Blogger-droid v2.0.1

Komentar

diansunday mengatakan…
kalau kasus Eddy Tansil atau Tan Tjoe Hong atau Tan Tju Fuan yang menggelapkan uang sebesar 565 juta dolar Amerika (sekitar 1,5 triliun rupiah dengan kurs saat itu) yang didapatnya melalui kredit Bank Bapindo melalui grup perusahaan Golden Key Group. Gak termasuk ya mas?

Postingan populer dari blog ini

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.