"Hey bangun!! Kayak orang buta aj lu merem mulu. Ongkosnya bos!" Suara lelaki kasar membangunkan lamunanku. Kondektur yang sangat kasar. Rasanya tidak ada satu pun gadis yang mau dengan laki-laki seperti ini. "Iya mas?" Sambil tersenyum ku arahkan suaraku pada sang kondektur. "Heh!!!" Terdengar seruan terperanjat sang kondektur kasar, mungkin dia kaget melihat diriku ternyata seorang tuna netra. Aku hanya tersenyum. Terdengar langkah sang kondektur menjauhi kursiku. "Mas, sudah lewat mesjid istiqlal belum ya?" Aku bertanya pada laki-laki di sampingku. Tidak sulit menebak siapa yang duduk di sampingku. Walaupun lelaki ini diam, desahan nafasnya menunjukkan jenis kelaminnya. Aku juga bisa menebak kisaran usianya,ehmmm...mungkin 50 tahun..hehe...ini hanya tebakanku saja sebagai seorang tunanetra. Tentu saja tebakanku bisa jadi salah. Sangat wajar. Hanya mengandalkan insting rasa. "Wah, udah lewat, Mas. Turun di sini aj, Mas. Gak terlalu jauh ko...