Aku masih menunggu.., di sini,..di kota kecilku.... Menunggu seorang laki-laki.. Jangan salah sangka. Dia bukan laki-laki biasa, tapi seorang laki-laki istimewa, laki-laki yg telah berjanji akan menikahiku. Inilah upaya yg dilakukan oleh seorang wanita sepertiku. Menunggu.
Bagi sebagian orang mungkin menunggu adalah sebuah kebosanan, dan sangat melelahkan. Tapi tidak bagiku. Semua pikiran negatif itu ku buang jauh-jauh. Aku tetap tersenyum, tetap percaya pada janji laki-laki itu, tetap menanti janji manis itu, di sini, di kota kecilku.
Laki-laki itu pernah bilang padaku,"Tunggulah aku, Bidadariku. Tunggu aku di sini. Aku pasti akan datang meminangmu. Aku akan mencari berlian tuk masa depan kita berdua"
Ucapan perpisahannya sungguh manis. Dan aku sepenuh hati percaya. Tiada ragu, tiada bimbang. Aku hanya bisa berdoa,
"Ya Allah...Seandainya telah Engkau catatkan
dia milikku tercipta buatku
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan antara kami
Agar kemesraan itu abadi"
Tak lupa ku ulang-ulang do'a, "Ya Allah jodohkanlah kami..."
Aku pun berjanji pada diriku sendiri tuk menunggunya. Semua pinangan ku tolak demi dirinya, demi dia, demi laki-laki yang telah berjanji padaku.
Hari, minggu, bulan, dan tahun pun berganti. Genap dua tahun berlalu. Dan aku masih tetap di sini. Menanti dirinya, menanti janjinya. Aku masih menunggu..., di sini..,di kota kecilku. Aku masih percaya dirinya, kemarin pun laki-laki itu mengirimkan pesan janjinya. Dan aku percaya. Sangat percaya.
Terkadang dalam gerimis sore, aku berharap melihat sosoknya berdiri di depan rumahku. Tapi laki-laki itu tak pernah datang. Aku masih menunggu.
Hingga suatu hari dalam gerimis sore. Sebuah sedan merah berhenti di depan rumahku. Aku yakin itu dirinya. Tanpa menunggu, aku bergegas ke kamarku, berdandan. Aku ingin terlihat cantik di depannya. Bahkan lebih cantik dari dua tahun yang lalu. Ku kenakan jilbab terindah dan teranggun yang pernah ku kenakan.
Aku tetap berdiam diri di kamar. Debaran dadaku rasanya hampir membuatku pingsan. Lamat-lamat ku dengar percakapan kakak laki-lakiku dengan tamunya. Kakakku-lah wali-ku sepeninggal ayah. Ketukkan di pintu kamarku mengejutkanku..,"Seroja, sebentar kakak mau bicara.." Suara kakakku terdengar bahagia. "Iya kak, masuk aja" jawabku penuh dagdigdug. Aku tertunduk. Menanti apa yang akan dikatakan kakakku tercinta.
"Seorang laki-laki dari keluarga baik-baik, ingin melamarmu.." nada bahagia tertangkap dari suara kakakku. "Sejujurnya kakak sangat setuju, mereka keluarga baik-baik.."
"Siapa laki-laki yang ingin melamarku, kak? Diakah?" Aku tak sabar ingin tahu sosok laki-laki itu. Ku tatap wajah kakakku, berharap jawaban sesuai hatiku. "BUKAN!!!" Rona wajah kakakku berubah. Ku tutupi wajahku dengan tanganku, aku menangis pilu. "Untuk apa menunggu laki-laki yang tidak memberimu kepastian masa depan" Ucapan kakakku semakin menambah kepiluan hatiku. Terdengar helaan nafas panjang kakakku,belaian tangannya menyentuh sisi terdalamku,"Maafkan kakak. Kamu berhak memilih" Ku dengar pintu kamarku ditutup. Air mataku semakin terasa memilukan.
----*----
Sudah lama aku tidak pernah online.. Aku terlalu sibuk dengan kegiatanku sendiri. Mengajar. Ya, aku seorang guru sebuah taman kanak-kanak di kota kecilku. Dan aku menikmatinya, dan tentu mencintainya.
Ku buka blog sederhanaku. Lalu ku tuliskan segala keluh kesah, unek-unek yang ada dipikiranku. Aku tersenyum bahagia, benar terbukti perkataan Dr. Pennebaker, “Orang-orang yang menuliskan pikiran dan perasaan terdalam mereka tentang pengalaman traumatis menunjukkan peningkatan fungsi kekebalan tubuh dibandingkan dengan orang-orang yang menuliskan masalah-masalah remeh temeh” dan "Menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam tentang trauma yang mereka alami menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan fisik yang lebih baik” . Aku semakin bahagia.
Terlintas untuk search laki-laki, kekasihku itu. Ku klik google, ku klik images lalu ku ketikkan tiga kata nama laki-laki itu.. Tentu saja dengan senyum tersimpul dari wajahku. Senyum bahagia.
Foto-foto pun bermunculan, ada foto dirinya, laki-laki itu. Aku mengklik "situs web untuk gambar ini" dan terbukalah sebuah blog..ternyata dia punya sebuah blog yang lain. Ada foto-foto dirnya, dadaku berdebar kencang. Dan ada foto-foto dirinya bersama seorang wanita, dan seorang bayi mungil. Aku terdiam laksana patung. Mataku nanar menatap foto keluarga kecil itu. Dia sudah menikah. Ku buka beberapa foto pernikahannya..tertanggal setahun yang lalu. Dia sudah menikah setahun yang lalu, berarti bayi itu baru berumur setahun pula.
Aku kalut, sejuta rasa memagut hatiku, selaksa pikiran rasuki pikiranku. Kenapa dia tega melakukan ini padaku?Kenapa?kenapa dia tidak jujur padaku?Apa dia tidak sadar pengorbananku?Apa dia tidak tahu betapa aku begitu menderita karena menunggunya?
Aku menangis pilu, sangat pilu.. Aku terluka, sangat terluka....
Dalam piluku, aku berdo'a,
"Ya Allah Ya Tuhanku Yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa bahagia walaupun tanpa bersama dengannya
Ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....
Ya Allah Ya Tuhanku..
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini
Ya Allah...Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang dhaif ini. Amin."
Hampir semalaman aku menangisi diriku, nasibku. Tertipu. Ku buka blog sederhanaku, lalu kutuliskan kembali deritaku, sejuta rasa hatiku. Aku menulis sambil menangis. Hampir tiga jam aku menulis, semuanya mengerucut menjadi solusi tuk masa depanku.
Ku tekadkan diriku tak akan lagi menangis untuk laki-laki itu lagi. Hanya sia-sia belaka. Ku katakan kepada diriku, hidup harus terus berjalan dengannya atau tanpa dirinya. Aku tak ingin mengadili apa yang sudah terjadi dalam hidupku sekarang. Yang terjadi biarlah terjadi.
Begitu pun pula tekadang teringat masa lalu, kucamkan kembali kata-kata,"Aku tak akan mengadili masa lalu, yang lalu biarlah berlalu"
Sempat terpikir untuk menjauhi sosok yang namanya laki-laki, tapi kembali ku sadar, tidak semua laki-laki jahat dan berhati tidak bertanggung-jawab. Aku yakin masih ada.**
Aku tahu Allah telah memilihkan laki-laki terbaik untukku. Aku tahu itu. Allah Maha Melihat diriku. Allah Maha Tahu keadaanku. Aku ikhlas... Aku ikhlas atas takdirku... Aku ikhlas atas perlakuannya padaku.. Menuliskan kata ikhlas memilukan hatiku, aku kembali menangis.
Ku selipkan sebuah do'a,
"Ya Allah...Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan
hidup ke jalan yang Engkau ridhai.. Amin"
----***----
Aku kembali seperti sedia kala. Seolah tidak terjadi "bencana" dalam hidupku. Aku kembali tersenyum. Manfaat menulis "hati".. Ya.. Aku masih bisa tersenyum di sini.
Semuanya telah berlalu, aku pun tak ingin menengok kembali masa lalu. Dan tak terduga, laki-laki yang pernah ku tolak lamarannya datang kembali ke rumahku, mengajukan lamarannya yang tertunda kesuksesannya. Aku tahu mungkin kakakku yang melakukannya. Aku memang sempat curhat tentang keadaanku.
Akhirnya, pinangan laki-laki ini ku terima dengan senang hati. Ternyata dia lebih baik dari laki-laki penginkar janji itu, jauh lebih baik. Kesopanannya membuatku terpesona pada pandangan pertama. Tentu saja aku lebih banyak menunduk saat prosesi lamaran. Semua kan indah pada waktunya..Aku tersenyum...
----***-----
Setahun berlalu,
Saat dua hati berjanji
Tuk arungi hidup di jalan-Nya
Allah kan berkahi mereka
Kala dalam doa kala dalam asa
Menjadilah mentari bening pagi
Terangi bumi terangi hati
Menjadilah keheningan malam
Kala berjuta insan larut dalam doa
Selamat datang kawan
Di duniamu yang baru
Kudoakan semoga bahagia
When two people get marry
To take the life together on the way
Allah shall give them one more bless
When life in love and try
When life in love and pray
Just be the sunshine in the morning day
Give it shine to the world let everyone to see
Just be the quiteness in the night
When many people cry when many people pray
Welcome to the new world my friends
You both have to face all in love
All I could do just pray
And I do I pray
Aku bahagia kini, dengan seorang suami penuh cinta dan bayi mungil nan cantik di pangkuanku. Betapa Allah Maha Pengasih dan Pemurah.
Aku terpesona dengan suamiku.. Tak lelah aku mencintainya.. Laki-laki yang menerima kelebihan dan kekuranganku. Aku berharap kebahagiaan ini selamanya..Alhamdulillah.. Aku masih bisa tersenyum di sini...
**gw (hihi..)
Bagi sebagian orang mungkin menunggu adalah sebuah kebosanan, dan sangat melelahkan. Tapi tidak bagiku. Semua pikiran negatif itu ku buang jauh-jauh. Aku tetap tersenyum, tetap percaya pada janji laki-laki itu, tetap menanti janji manis itu, di sini, di kota kecilku.
Laki-laki itu pernah bilang padaku,"Tunggulah aku, Bidadariku. Tunggu aku di sini. Aku pasti akan datang meminangmu. Aku akan mencari berlian tuk masa depan kita berdua"
Ucapan perpisahannya sungguh manis. Dan aku sepenuh hati percaya. Tiada ragu, tiada bimbang. Aku hanya bisa berdoa,
"Ya Allah...Seandainya telah Engkau catatkan
dia milikku tercipta buatku
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan antara kami
Agar kemesraan itu abadi"
Tak lupa ku ulang-ulang do'a, "Ya Allah jodohkanlah kami..."
Aku pun berjanji pada diriku sendiri tuk menunggunya. Semua pinangan ku tolak demi dirinya, demi dia, demi laki-laki yang telah berjanji padaku.
Hari, minggu, bulan, dan tahun pun berganti. Genap dua tahun berlalu. Dan aku masih tetap di sini. Menanti dirinya, menanti janjinya. Aku masih menunggu..., di sini..,di kota kecilku. Aku masih percaya dirinya, kemarin pun laki-laki itu mengirimkan pesan janjinya. Dan aku percaya. Sangat percaya.
Terkadang dalam gerimis sore, aku berharap melihat sosoknya berdiri di depan rumahku. Tapi laki-laki itu tak pernah datang. Aku masih menunggu.
Hingga suatu hari dalam gerimis sore. Sebuah sedan merah berhenti di depan rumahku. Aku yakin itu dirinya. Tanpa menunggu, aku bergegas ke kamarku, berdandan. Aku ingin terlihat cantik di depannya. Bahkan lebih cantik dari dua tahun yang lalu. Ku kenakan jilbab terindah dan teranggun yang pernah ku kenakan.
Aku tetap berdiam diri di kamar. Debaran dadaku rasanya hampir membuatku pingsan. Lamat-lamat ku dengar percakapan kakak laki-lakiku dengan tamunya. Kakakku-lah wali-ku sepeninggal ayah. Ketukkan di pintu kamarku mengejutkanku..,"Seroja, sebentar kakak mau bicara.." Suara kakakku terdengar bahagia. "Iya kak, masuk aja" jawabku penuh dagdigdug. Aku tertunduk. Menanti apa yang akan dikatakan kakakku tercinta.
"Seorang laki-laki dari keluarga baik-baik, ingin melamarmu.." nada bahagia tertangkap dari suara kakakku. "Sejujurnya kakak sangat setuju, mereka keluarga baik-baik.."
"Siapa laki-laki yang ingin melamarku, kak? Diakah?" Aku tak sabar ingin tahu sosok laki-laki itu. Ku tatap wajah kakakku, berharap jawaban sesuai hatiku. "BUKAN!!!" Rona wajah kakakku berubah. Ku tutupi wajahku dengan tanganku, aku menangis pilu. "Untuk apa menunggu laki-laki yang tidak memberimu kepastian masa depan" Ucapan kakakku semakin menambah kepiluan hatiku. Terdengar helaan nafas panjang kakakku,belaian tangannya menyentuh sisi terdalamku,"Maafkan kakak. Kamu berhak memilih" Ku dengar pintu kamarku ditutup. Air mataku semakin terasa memilukan.
----*----
Sudah lama aku tidak pernah online.. Aku terlalu sibuk dengan kegiatanku sendiri. Mengajar. Ya, aku seorang guru sebuah taman kanak-kanak di kota kecilku. Dan aku menikmatinya, dan tentu mencintainya.
Ku buka blog sederhanaku. Lalu ku tuliskan segala keluh kesah, unek-unek yang ada dipikiranku. Aku tersenyum bahagia, benar terbukti perkataan Dr. Pennebaker, “Orang-orang yang menuliskan pikiran dan perasaan terdalam mereka tentang pengalaman traumatis menunjukkan peningkatan fungsi kekebalan tubuh dibandingkan dengan orang-orang yang menuliskan masalah-masalah remeh temeh” dan "Menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam tentang trauma yang mereka alami menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan fisik yang lebih baik” . Aku semakin bahagia.
Terlintas untuk search laki-laki, kekasihku itu. Ku klik google, ku klik images lalu ku ketikkan tiga kata nama laki-laki itu.. Tentu saja dengan senyum tersimpul dari wajahku. Senyum bahagia.
Foto-foto pun bermunculan, ada foto dirinya, laki-laki itu. Aku mengklik "situs web untuk gambar ini" dan terbukalah sebuah blog..ternyata dia punya sebuah blog yang lain. Ada foto-foto dirnya, dadaku berdebar kencang. Dan ada foto-foto dirinya bersama seorang wanita, dan seorang bayi mungil. Aku terdiam laksana patung. Mataku nanar menatap foto keluarga kecil itu. Dia sudah menikah. Ku buka beberapa foto pernikahannya..tertanggal setahun yang lalu. Dia sudah menikah setahun yang lalu, berarti bayi itu baru berumur setahun pula.
Aku kalut, sejuta rasa memagut hatiku, selaksa pikiran rasuki pikiranku. Kenapa dia tega melakukan ini padaku?Kenapa?kenapa dia tidak jujur padaku?Apa dia tidak sadar pengorbananku?Apa dia tidak tahu betapa aku begitu menderita karena menunggunya?
Aku menangis pilu, sangat pilu.. Aku terluka, sangat terluka....
Dalam piluku, aku berdo'a,
"Ya Allah Ya Tuhanku Yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa bahagia walaupun tanpa bersama dengannya
Ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....
Ya Allah Ya Tuhanku..
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini
Ya Allah...Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang dhaif ini. Amin."
Hampir semalaman aku menangisi diriku, nasibku. Tertipu. Ku buka blog sederhanaku, lalu kutuliskan kembali deritaku, sejuta rasa hatiku. Aku menulis sambil menangis. Hampir tiga jam aku menulis, semuanya mengerucut menjadi solusi tuk masa depanku.
Ku tekadkan diriku tak akan lagi menangis untuk laki-laki itu lagi. Hanya sia-sia belaka. Ku katakan kepada diriku, hidup harus terus berjalan dengannya atau tanpa dirinya. Aku tak ingin mengadili apa yang sudah terjadi dalam hidupku sekarang. Yang terjadi biarlah terjadi.
Begitu pun pula tekadang teringat masa lalu, kucamkan kembali kata-kata,"Aku tak akan mengadili masa lalu, yang lalu biarlah berlalu"
Sempat terpikir untuk menjauhi sosok yang namanya laki-laki, tapi kembali ku sadar, tidak semua laki-laki jahat dan berhati tidak bertanggung-jawab. Aku yakin masih ada.**
Aku tahu Allah telah memilihkan laki-laki terbaik untukku. Aku tahu itu. Allah Maha Melihat diriku. Allah Maha Tahu keadaanku. Aku ikhlas... Aku ikhlas atas takdirku... Aku ikhlas atas perlakuannya padaku.. Menuliskan kata ikhlas memilukan hatiku, aku kembali menangis.
Ku selipkan sebuah do'a,
"Ya Allah...Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan
hidup ke jalan yang Engkau ridhai.. Amin"
----***----
Aku kembali seperti sedia kala. Seolah tidak terjadi "bencana" dalam hidupku. Aku kembali tersenyum. Manfaat menulis "hati".. Ya.. Aku masih bisa tersenyum di sini.
Semuanya telah berlalu, aku pun tak ingin menengok kembali masa lalu. Dan tak terduga, laki-laki yang pernah ku tolak lamarannya datang kembali ke rumahku, mengajukan lamarannya yang tertunda kesuksesannya. Aku tahu mungkin kakakku yang melakukannya. Aku memang sempat curhat tentang keadaanku.
Akhirnya, pinangan laki-laki ini ku terima dengan senang hati. Ternyata dia lebih baik dari laki-laki penginkar janji itu, jauh lebih baik. Kesopanannya membuatku terpesona pada pandangan pertama. Tentu saja aku lebih banyak menunduk saat prosesi lamaran. Semua kan indah pada waktunya..Aku tersenyum...
----***-----
Setahun berlalu,
Saat dua hati berjanji
Tuk arungi hidup di jalan-Nya
Allah kan berkahi mereka
Kala dalam doa kala dalam asa
Menjadilah mentari bening pagi
Terangi bumi terangi hati
Menjadilah keheningan malam
Kala berjuta insan larut dalam doa
Selamat datang kawan
Di duniamu yang baru
Kudoakan semoga bahagia
When two people get marry
To take the life together on the way
Allah shall give them one more bless
When life in love and try
When life in love and pray
Just be the sunshine in the morning day
Give it shine to the world let everyone to see
Just be the quiteness in the night
When many people cry when many people pray
Welcome to the new world my friends
You both have to face all in love
All I could do just pray
And I do I pray
Aku bahagia kini, dengan seorang suami penuh cinta dan bayi mungil nan cantik di pangkuanku. Betapa Allah Maha Pengasih dan Pemurah.
Aku terpesona dengan suamiku.. Tak lelah aku mencintainya.. Laki-laki yang menerima kelebihan dan kekuranganku. Aku berharap kebahagiaan ini selamanya..Alhamdulillah.. Aku masih bisa tersenyum di sini...
**gw (hihi..)
Komentar