Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Selanjutnya...

Seperti biasa, wanita-wanita yang sempat dekat denganku mendahuluiku untuk menikah. Ingin rasaya tertawa terbahak-bahak menertawakan diriku, padahak sejatinya untuk menutupi kenangan-kenangan lama saat bersama mereka. Sempat aku mengiriminya pesan WhatsApp saat melihat foto dirinya dan suami barunya. Aku pun bertanya apakah dia sudah menikah. Dan jawabannya sudah. Hening sejenak. Tak ada yang harus aku keluhkan, walaupun aku tahu keadaan jiwaku yang ingin mengeluh. Alhamdulillahnya jiwaku kuat dan gengsi untuk mengeluhkam hal-hal kenyataan hidup yang sudah terjadi. Apalagi saat aku menyadari semua ini kesalahanku. Bukan mereka yang menolak cintaku, tapi akulah yang menolak mereka. So, tak harus bersedih karena mereka menikah. Toh faktanya mereka pun tahu jika mereka pernah "memaksaku"  untuk menikahi mereka. Tak ada yang harus kupikirkan. Iya. Hanya tersenyum dan bersyukur plus mempersiapkan diri dengan menjemput bidadari bumi yang sholehah yang الله per...

Freekick 2

Hari selasa kemarin gue bangun kesiangan.  Gile bener. Harusnya gue masuk pagi jam 6.00, eh gue malah bangun jam 9.00. Pastinya di kantor panik dong, secara gitu loh gue kan orang penting. Nah,  dijadwal kerja yang masuk siang itu Pak Tarmin. Seorang bapak-bapak muda yang seumuran dengan gue. Om-om beranak satu dan berperut buncit. Pak Tarmin pun dipanggil supaya masuk dan tragisnya dia sedang mencuci. Mencuci semua baju kerjanya. Termasuk celana-celana kerjanya. Dia pun panik dong. Gue sibuk tidur, partner gue di kantor sibuk. Gue emang gileee.. Akhirnya, pak tarmin nemu celana abannya yang penuh tambalan. Akhirnya dipake deh tuh celana. Akhirnya gue masuk siang deh, pas ketemu di kantor. Langsung dia samber gue sambil nungging. "Nih qi, celana tambalan gue, gara-gara lue sih kagak ada beritanya." Dia pun cerita semuanya, gue cuma ngakak-ngakak aja. Gue emang gile. Gue berjanji sams diri gue untuk tidak merepotka orang lain lagi. Semuanya akibat begadang nonton bol...

Dekap Malam

Tumbuh sejumput sesal yang mengharu biru sanubariku.  Tak terasa air mata membasahi paras tirusku. Aku menyesalinya. Namun, takdir tak memungkinkanku untuk kembali. Iya, aku tak pernah bisa kembali mewaktu bersamanya. Ia akan menikah besok dan aku hanya bisa tersenyum getir menerima kabar "bahagia" darinya. Lintasan kenangan tak terhindarkan lagi memenuhi kepalaku. Laksana tersetrum aliran listrik nan dahsyat. Aku berusaha menghubunginya kembali, "Kamu serius untuk menikah dengan laki-laki lain selain diriku?" Tanyaki penuh syahdu. Terdengar helaan nafasnya yang berat. "Hampir dua tahun aku menunggumu. Selama itulah aku berharap engkau berani datang menghadap orang tuaku. Tapi, kenyataannya kamu tak pernah datang. Harus sampai kapan aku menunggumu?" Terdengar isak tangis di seberang sana. Aku terdiam penuh sesal. Semua ini salahku. Kini penyesalan ini kutanggung. Seolah mimpi, semua kisah perjalanan hidupku bersamanya tersibak dalam layar lebar. Terpam...

Sok Suci Padahal Pekat

Jika saja الله membuka semua aibku niscaya yang tercium hanyalah bau bangkai yang menyengat. Hina sekali diriku. Dosaku begitu banyak sampai-sampai aku terlupa entah berapa banuak dosa-dosa ini menyaru bersamaku. Wahai jiwaku, entah apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu bangga kepadaku. Aku menangis pilu tak tertahankan karenanya. Aku terhimpit dosa, oh tidak bukan salahnya dosa, tapi salahnya diriku yang lemah dan bodoh. Hidup tak sekedar rasa walaupun bukan sekedar nilai. يا الله... Aku ingin kembali saat aku siap menghadap-Mu... يارحمن... Aku ingin kembali saat aku siap menjawab semua pertanyaan-pertanyaan-Mu, terutama pertanyaan dihabiskan untuk apa masa mudaku... Duhai Robbie, kasihanilah daku si hina ini. Tanpa bimbingan-Mu entah bagaimana aku menjalani hidup ini. Aku lelah terus menerus bermaksiat kepada-Mu. Aamiin... Hidup tak sekedar air mata buaya tapi bukti nyata...

Dendang Fazar

Seiring waktu berjalan laksana anak panah lepas dari busurnya dengan kecepatan secepat kilat.  Begitulah hidup. Aku tak pernah memungkiri jenak dan resik-resik kehidupanku,  semua berjalan sesuai sunnatullah.  Ketika aku membiasakan dengan keburukan hasilnya pun buruk. Begitu pula sebaliknya.  Ketika aku membiasakan diri dengan kebaikan, aku pun akan menuai kebaiksn pula.  Inilah hidup. Ada banyak yang ingn kucurahkan menjelang fazar ini. Namjn sebenta lagi adzan berkumandang.  Bye... السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Memfirasati Masa Depan

Aku terus menerus bergukat tiada henti. Perjuangan tanpa batas antara keimanan dan kekufuran. Fakta aku sedang "menikmati" kekufuranku.  Astaghfirullah.. Seolah aku tak ingat kematian yang tiba-tiba. Seminggu yang lalu aku sibuk tilawah AlQuran berjuz-juz, lalu sekarang tiba-tiba saja aku dihantarkan di sisi jurang kufur. Masih terbuka jalan untuk kembali, untuk bertaubat. Aku harilus bisa memfirasati masa depan.  Berpikirlah dewasa wahai jiwa. Perbuatanku akan berbanding lurus dengan takdirku di masa depan. الله سبحانه وتعالى mungkin tidak akan menolongku jika aku terus menerus bermaksiat kepada-Nya. Aku harus cepat-cepat kembali.  Harus bersegera menuju kebaikan. Jika tidak, sesallah kita mudian. Ya الله،  aku hanyalah laki-laki biasa, permudahkanlah aku bersegera menuju kebaikan. Sesungguhnya di kubuk hatiku yang paling dalam, aku ingin ...