Masih teringat beberapa waktu yang lalu. Aku merasakan kefuturan yang luar biasa. Malasnya luar biasa hebat. Aku jarang menyelesaikan tanggung jawab tilawah di grup One Day One Juz. Aku merasa malu sekali.
Akhirnya, kuputuskan untuk menghapus keanggotaan di grup ODOJ. Setelah keluar dari grup, kemalasanku semakin menjadi-jadi. Aku tak pernah sekalipun menyentuh alquran. Aku malu namun aku tak punya energi untuk melawan kemalasan ini.
Tiba-tiba sebuah pesan WhatsApp mengampiriku, "Assalamualaikum akhi, afwan akhi, ana Denis Rahadian, kalau boleh ana tahu kenapa antum keluar dari grup?"
Mataku nanar menatap pesan salah seorang ustadz yang menjadi admint di grup ODOJ. Segera kubalas pesan beliau.
"Wa'alaikumussalam Ya Ustadzie, afwan akhie.. Ana sedang futur. Malas terus. Iman ana turun terus. Ana malu jarang selesai tilawahnya." Jawabku menjelaskan.
"Akhie yang baik, kita semua pernah mengalaminya. Bukan hanya antum saja. Ana pun pernah mengalaminya. Kita hanyalah manusia biasa. Iman itu yazid wa yanqush. Naik dan turun seperti kata nabi." Kubaca pesannya dengan antusias.
"Itulah sebenarnya motivasi adanya gerakan ODOJ. Agar kita bisa melakukannya secara bersama-sama. Saling membantu dan saling mengingatkan jika kita belum mampu menyelesaikannya. Jika memang antum mempunyai masalah langsung share saja ke grup atau sama ana. InsyaAllah, kita saling membantu. Bagaimana? Siap ana masukin antum ke grup lagi?"
"Siap Ya Ustadzie." Jawabku dengan semangat via WhatsApp. Sejujurnya memang kuakui aku tak terlalu aktif bersosialisasi di grup. Terkadang hanya formalitas laporan belaka. Mungkin itu salahku, seharusnya aku share masalahku.
Begitulah suasana ukhuwah One Day One Juz. Saling mengingatkan. Subhanalloh. Banyak fitnah keji yang menuduh gerakan ODOJ itu gerakan bid'ah. Padahal inilah salah satu metode bagaimana kita membudayakan tilawah alquran dalam kehidupan kita masing-masing.
Tak ada paksaan untuk bergabung dengan gerskan ODOJ ini. Tak ada pula hukuman seperti yang disebarkan salah seorang ikhwan. Semua bermodal laporan kejujuran saja. Bagaimana bisa dihukum toh melihat muka saja tidak. Instant messaging WhatsApp dan BBM itu dunia maya. Bagaimana menetapkan hukuman karena tidak selesai tilawah satu juz di dunia maya? Lucu sekali.
Fatwa bid'ah gerakan ODOJ itu sangat lucu sekali. Kasihan kepada para masyayeikh yang dibisiki berita fitnah oleh orang yang mengaku muslim dari Indonesia. Para syeikh Arab itu tidak tahu banyak tentang gerakan One Day One Juz. Faktanya sebelum berfatwa mereka tidak pernah tabayyun kepada MUI dan aktivis ODOJ sendiri. Sepertinya, memang fatwa ini hanyalah kedengkian dari pembisik asal Indonesia itu.
Pembisik alias pengadu itu melaporkan kepada beberapa masyayeikh di Arab dengan menyebarkan fitnah bahwa ODOJ itu memberikan hukumanlah, dikeluarkan dari gruplah jika tidak selesai tilawah. Seperti itu laporan mereka. Faktanya justru sebaliknya, malah anggota grup sendiri yang keluar ataupun mengundurkan diri karena malu tak sanggup membaca alquran satu juz, seperti kasus ane. Dan beruntungnya ane mendapat nasihat dan akhirnya bergabung kembali dengan grup ODOJ. Alhamdulillah. Semoga Alloh membalas ustadz Denis dengan segala kebaikan. Aamiin..
Kasihan para penyebar fitnah itu. Ketika orang-orang bersemangat tilawah, dia malah sibuk menyebarkan fitnah. Sebaiknya kita bertanya kepada diri kita masing-masing, sejauh mana perlakuan kita kepada Alquran. Seharusnya kita bertanya kepada diri kita sendiri, sejauh mana tilawah alquran kita.
Wallohu'alam...
Komentar