"Berbeda Bukan Berarti Tak Bisa Bersama"
Saat membaca artikel-artikel tentang keluarga Islami di websitenya Ustadz Firanda Andirja (firandaandirja.com) di bawahnya banyak sekali komentar-komentar curhat.
"Ustadz, bagaimana saya harus menyikapi suami saya. Dia suka memukul saya. Bila ditegur malah marah dan maki-maki saya. Apa yang harus saya lakukan Pak Ustadz?" Walaupun tanpa foto tapi kita sudah menebak Sang Penanya adalah seorang istri.
"Ustadz, bagaimanakah hukumnya seorang istri yang menolak diajak berhubungan badan oleh suaminya? Istri saya sering menolak bukan sekali dua kali. Alasannya malas, entah itu malas mandi atau karena capek atau tanpa alasan yang jelas dia tidak mau melayani saya." Ini sudah pasti pertanyaannya seorang suami.
Dan masih banyak komentar-komentar curhat lainnya. Membaca banyaknya komentar-komentar curhat seputar rumah tangga membuat saya merenung sejenak. Takdir hidup manusia memang selalu berbeda-beda.
Dalam pernikahan ada dua kepala yang berbeda. Kepala suami dan kepala istri. Sudah pasti beda kepala pasti beda isi. Entah beda kemauan atau keinginan dan lain sebagainya.
Pernikahan itu bukan menyamakan kedua isi kepala agar menjadi sama. Tidak. Faktanya kepala beda pasti beda isinya. Karenanya pernikahan itu adalah bagaimana menyinergikan dua isi kepala yang berbeda itu agar menjadi sebuah harmoni.
Banyak yang baru menikah tak lama kemudian memutuskan untuk berpisah. Saat ditanya alasannya adalah "Karena beda.." Jawabnya. Setiap orang permasalahan rumah tangganya selalu berbeda-beda, kita tidak tahu seberat apa masalahnya. Namun, jawaban karena beda sepertinya terlalu naif.
Berperan sebagai suami ataupun istri harus memupuk sikap open mind. Jangan marah jika suami atau istri mengritik ataupun menasihati. Kita bukanlah manusia yang sempurna. Kita banyak kekurangan karenanya nasihat pasangan harus kita dengarkan.
Kita juga harus memupuk sifat sabar. Bersabar dengan sikap pasangan yang kurang baik dengan berusaha menasihatinya. Kita pun tak luput pula harus memupuk sifat syukur. Karena dengan bersyukurlah mahligai pernikahan akan terasa bahagia.
Banyak sifat yang harus kita pupuk di dalam diri kita terutama mau dan terus belajar dalam mengkaji ilmu. Karena semakin hari kita belajar, kita akan semakin faham banyak hal.
Semoga Alloh menghiasi kita dengan akhlak mulia. Aamiin..
Komentar