Beberapa pertanyaan tema nikah setiap aku bertemu sahabat-sahabat lama selalu muncul. "Dah nikah ya?" "Kapan nikah nih" "Apalagi murobbie ikut-ikutan nibrung juga,"Udah akh,antum nikah ma ukhtie itu saja"
Wajah ini puanas buanget, tiap liqo ikhwanie lain malah menjadikanku sasaran tembak, bonyok deh gw. kayaknya kepala nih mau meledak saja. Tiap waktu,nikah...nikah...nikah..
Awalnya greget juga sih, tapi ngomongin nikah malah tambah asyik ternyata. Sebenarnya sih sejak dari SMA, kalau ngomongin nikah itu aku yang paling heboh.
Makanya gak salah juga sahabat-sahabatku mengira aku sudah menikah. Akhirnya, aku pikir tanggung tersebar sudah nikah sekalian saja kutambahi istriku lagi hamil 6 bulan. Hahahahaha, salah satu sahabatku yang kena "tipu" namanya Hilman seorang mahasiswa STT Telkom Bandung. Yang paling buatku ngakak pas dia balas smsku, "Wah ente hebat, dari semenjak lahir ampe sekarang, ane cuma bisa kencing doang."
Mestinya memang aku jangan ngibul, kasihan sahabat-sahabatku. Tapi ya mo gimana lagi, aku mang seneng becanda, ngecandain temen salah satunya. Objek candaan yang paling menarik buatku masalah nikah ini. Ada lagi candaan dalam sebuah blog, "Walau bagaimana pun ibadah antum tetap kalah sama ana, pahala ana lebih besar. Antum belum sempurna agamanya karena belum menikah." Tapi,ya sudahlah.
Salah satu ketakutanku dalam menyempurnakan agama ini. Lebih ke masalah finansial sebenarnya. Mendengar cerita teman-temanku yang sudah menikah, katanya yang buat alot itu pas tawar-menawar antara calon mempelai pria dengan calon mertua. Dalam hal uang yang diberikan calon mempelai pria pada calon mertua. Mendengar nilai nominalnya saja membuatku sesak. (Rabu,30-04-2008,00:32)
Wajah ini puanas buanget, tiap liqo ikhwanie lain malah menjadikanku sasaran tembak, bonyok deh gw. kayaknya kepala nih mau meledak saja. Tiap waktu,nikah...nikah...nikah..
Awalnya greget juga sih, tapi ngomongin nikah malah tambah asyik ternyata. Sebenarnya sih sejak dari SMA, kalau ngomongin nikah itu aku yang paling heboh.
Makanya gak salah juga sahabat-sahabatku mengira aku sudah menikah. Akhirnya, aku pikir tanggung tersebar sudah nikah sekalian saja kutambahi istriku lagi hamil 6 bulan. Hahahahaha, salah satu sahabatku yang kena "tipu" namanya Hilman seorang mahasiswa STT Telkom Bandung. Yang paling buatku ngakak pas dia balas smsku, "Wah ente hebat, dari semenjak lahir ampe sekarang, ane cuma bisa kencing doang."
Mestinya memang aku jangan ngibul, kasihan sahabat-sahabatku. Tapi ya mo gimana lagi, aku mang seneng becanda, ngecandain temen salah satunya. Objek candaan yang paling menarik buatku masalah nikah ini. Ada lagi candaan dalam sebuah blog, "Walau bagaimana pun ibadah antum tetap kalah sama ana, pahala ana lebih besar. Antum belum sempurna agamanya karena belum menikah." Tapi,ya sudahlah.
Salah satu ketakutanku dalam menyempurnakan agama ini. Lebih ke masalah finansial sebenarnya. Mendengar cerita teman-temanku yang sudah menikah, katanya yang buat alot itu pas tawar-menawar antara calon mempelai pria dengan calon mertua. Dalam hal uang yang diberikan calon mempelai pria pada calon mertua. Mendengar nilai nominalnya saja membuatku sesak. (Rabu,30-04-2008,00:32)
Komentar