Langsung ke konten utama

Catatan Hati Seorang Akhie 3 : Menguji Cinta

Angin senja membangunkanku dari kelelahan hati. Alhamdulillah, syukur kami padamu Ya Robbi.. Kuhembuskan nafas beratku. Huh, hari yang sangaat melelahkan.

Kulirik jam tangan antikku, jam 4.50 sore.. Nampaknya sampai ke rumahku bisa ba'da maghrib, gumamku. Aku lelah, aku ingin sejenak melepaskan lelahku ini. Salahku sendiri memang,kenapa memilih pekerjaan ini. Demi Jakarta pekerjaan ini akhirnya kuterima saja. Tiba-tiba, aku memasuki dunia antah berantah... Aku terheran. Dimana aku???

------++++---------

Aku sedang menunggu dua orang gadis cantik penuh pesona keanggunan. Aku harus memilih diantara dua gadis istimewa ini. Kedua gadis ini mempesona kemudaanku, membuatku terbuai dalam simfoni cinta. Indah sekali. Namun sekali lagi, aku harus memilih diantara dua gadis istimewa ini. Aku ingin segera menikah. Tidak mungkin buatku untuk menikahi keduanya sekaligus. Aku harus memilih. Ya, lelaki diberikan kemampuan untuk memilih.

Bingung. Itu yang kurasakan. Kata orang, tidak akan pernah hatimu membagi cinta. Aku tak percaya itu, nyatanya aku bisa membagi cintaku untuk keduanya. Usiaku 25 tahun, cukup matang untuk berumah tangga. Kedua gadis itu pun berusia sama, 24 tahun.

Sulit sekali harus memilih yang mana. Andai aku bisa menjadi dua sosok. Ah, hanya ilusi. Jilbab keduanya membuat siapapun teriak, "Wow,ada bidadari surga euy, anggun sekali." Aku tersenyum bangga.

Taman kota Kuningan menjadi saksi pengujian cinta ini. Aku telah memutuskan untuk menguji keduanya. Malam tadi kukatakan pada mereka, "Aku tunggu di taman jam 8.00 pagi besok, aku ingin memberikan hadiah istimewa yang kujanjikan dulu, jangan telat y! Kutunggu tepat jam 8.00. Jika kamu telat hadiah itu mungkin akan jadi milik orang lain." Kataku singkat padat jelas.

Mentari dhuha menghangatkan ragaku. Alhamdulillah, kusyukuri nikmat mentari ini dengan solat dua rokaat sebelum berangkat. Kulirik jam tangan antikku, jam 7.50, sepuluh menit lagi. Dadaku berdebar kencang, siapakah yang akan lebih dulu sampai, Hayatikah atau Julietkah? Aku masih menunggu.

Tampak sesosok gadis berjilbab di ujung jalan, masih samar, nampak seperti hayati, benarkah? Kulirik jam tanganku, masih kurang 5 menit lagi. Hatiku berdesir kencang. Inikah jodohku? Ah, benar, dia hayati gadis padang itu.. Dari jarak 40 meter nampak senyuman manisnya tersimpul. Aku tersenyum bahagia menyambutnya. Laksana mimpi.

"Hayati, maukah kamu menkah denganku? Aku ingin kamu menjadi ibu dari anak-anakku. Aku ingin membagi kebahagiaan bersamamu."

"Inilah hadiah istimewa yang ingin kuberikan padamu. Aku ingin mengajakmu meniti jalan-jalan surga."

"Hayati, menikahlah denganku, maka kamu akan kujadikan ratu dalam hidupku"

"Aku tulus ingin menikahimu karena Alloh. Menikahalah denganku hayati"

------++++---------

Aku tersenyum bahagia. Dunia pun nampaknya tersenyum menatapku. "Aku menang." teriakku. Amboi..

Juliet datang dengan tergesa-gesa, "Aku telat ya? Maafkan." Nampak ia terheran, melihatku dengan seorang gadis cantik.

"Ini hadiah yang ingin kuberikan padamu,Juliet." Kataku sambil memberikan sebuah buku.

"Merayakan Cinta" Juliet bergumam dan terheran-heran.

------++++---------


Aku tesenyum bahagia. Hayati tersenyum manis sekali. Langkahku mantap. Rasanya aku ingin berlari mengelilingi taman ini. Seratus putaran pun nampaknya kuat.

"Hayati ijinkan aku maerayakan cinta dengan memelukmu,bolehkan?" Tanyaku bernafsu

"Boleh" Jawab Hayati. "Asal lari dulu satu putaran." Hayati cekikikan,sambil menutup mulut mungilnya.

Aku tersenyum, "OK. Baru satu putaran, seratus putaran juga aku siap demi kamu sayang.hehe" Aku tersenyum genit.

Aku bersiap-siap lari, kukumpulkan tenaga super ditungkai kakiku. Dan hasilnya.luar biasa sekali lariku, Usain Bolt pun nampaknya kalah. Tinggal sepuluh langkah. Hore. Terbayang harum parfum tubuh hayati dalam dekapanku. Amboi wanginya.

Aku akan sampai sebentar lagi. Aku menghitung sampai tiga, aku akan sampai.

"Satu.. dua.. tiiiii.... dukk..aduh..aduh." Betisku sakit sekali.

Duuuuuh, bagor doang betis aing mantog ka na ranjang sialaaaaaaaaaaaan... Aduuuuh, nyeri amat... ngimpi aing leungit beh, bagor doang lah... Karak geh ndeuk meluk bikang geulis,..hiiiiiiih..." Huh,dasar orok baduy molor bae sia... inget tapai ku laleur, euweuh nu nungguan, moal aya nu meuli ngke..

Ah, ternyata cuma mimpi!!!!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.