Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

4 X 6 or 6 X 4

Sekarang kan lagi heboh tentang perkalian 4 X 6 dan 6 X 4. Gue jadi inget dulu pas mau masuk SMA. Gue disuruh nyuci foto buat melengkapi pendaftaran. Kebetulannya tempat cuci fotonya cuma ada di kota kabupaten, Rangkasbitung. Di kampung gue gak ada tempat nyuci foto ada juga seeng, haseupan, kanderon, bakul dan sebagainya. Pagi-pagi banget gue dianter paman gue, Mang Endin namanya, babehnya neng Ririn Agustia. Sampe ke Rangkas gue ditinggal di studio foto, Mang Endin sendiri pergi belanja. Sampai di tempat cuci foto, tukang cuci fotonya nanya sama gue, "4 X 6 berapa De?" Gue jawab secepat kilat, "24, Pak." Bener kan jawaban gue, gak salah. Emang 4 X 6 itu kan 24. Dicetaklah 24 buah. Trus deh gue pulang. Pas gue ketemu Mang Endin di Terminal Mandala, gue nanya, "Qi banyak amat fotonya? Kan butuhnya cuma 4." Gue jawab kembali dengan polosnya, "Gak tau Mang Endin. Tadi sih tukang fotonya nanya 4 X 6 berapa, yaaa Iqi jawab 24." Mendengar jawaban ...

Butiran Debu

Tak ada wanita yang berharap ditakdirkan menjadi seorang janda. Termasuk diriku. Aku harus menerima kenyataan hidup ini. Aku tak ingin mengeluh toh sekeras-kerasnya aku mengeluh tetap saja hidup harus terus berjalan. Jujur, kuakui aku masih trauma. Sakitnya masih terasa menyakitkan. Jika teringat perselingkuhannya aku hanya bisa menangis perih. Terkadang Nadia putriku satu-satunya terbangun saat mendengar isak tangisku di kelam malam. Iya, Nadia. Hanya dialah pelipur laraku. Entah apa yang akan terjadi jika saja tak ada Nadia di sampingku. Rasanya aku tak akan sanggup bertahan dalam kejamnya hidup jika tak ada Nadia. Aku hanyalah seorang wanita biasa. Aku bukanlah wanita-wanita sholihah yang mampu bertahan sekuat karang saat diterjang gelombang kehidupan. Aku hanyalah wanita rapuh dan lemah yang terkadang jatuh dan mudah karam. Sekarang aku hanya bisa berharap Alloh karuniakan kepadaku kebahagiaan dan keberkahan hidup bersama Nadia. Mungkin resiko seorang janda sering digodain laki-...

Jiwaku

Terkadang aku tak mengenal diriku Betapa seringnya aku melupakan Bingung aku dibuatnya Ya Alloh.. Betapa mudahnya aku tertarik dengan kecantikan paras Padahal sangat berbahaya untukku Ah, aku tahu.. Aku merindukan keheningan malam.. Aku rindu..

Menikah Untuk Bahagia

Aku merasakan keharuan yang dalam saat mendengar senandung Edcoustic mengalun merdu dalam resepsi pernikahanku. Hampir saja aku tak kuasa menahan tumpahan air mataku. Kutatap sekilas wajah istriku yang berdiri di sampingku. Nampak kelelahan tergambar jelas dari wajahnya. Betapa beruntungnya diriku, Alloh pilihkan seorang gadis yang istimewa untukku. Sangat istimewa. Terima kasih Ya Alloh. Sepertinya lirik nasyid Edcoustic menyindirku secara langsung. Lirik nasihatnya melahirkan rasa malu dalam hatiku. Ah, sepertinya aku tak kuasa menahan tumpahan air mataku. "Sayang.." Ujarku lembut. "Aa mau ke belakang dulu ya. Sebentar." Kubelai kepalanya dengan lembut sambil berlalu menuju kamar pengantin. "Ya Alloh, terima kasih Ya Rohman. Betapa Maha Baiknya Engkau kepadaku, Engkau karuniakan laki-laki pendosa nan hina sepertiku ini seorang istri yang sholehah. Padahal betapa banyaknya dosa yang telah kulakukan. Ampuni aku Ya Ghoffaar..." Air mataku tumpah tak terta...

Pilihan Hidup

"Itu cantik tuh" "trus?" jawabku. "iya cantik kan?" "iya memang cantik. Trus kalau cantik kenapa gitu?" Iya, trus Apalagi yang antum tunggu." "tunggu? Tunggu apanya maksudnya? "hih. Antum nih pura-pura tidak faham." "Ana faham. Faham sekali. Cuma masalahnya, apakah menikah itu kriterianya hanya dari segi fisik semata? Kalau ana melihatnya dari sisi kecantikan mah mungkin sudah sedari dulu ana memilih. Tidak sesimple itu."

Cinta & Nafsu

Saat ini aku tak punya cinta untukmu. Aku hanya bisa memberikan nafsuku padamu. Tak ada cinta sedikitpun. Cintaku hanya untuk istriku kelak. Terserah kamu mau berkata apa. Toh jujur kukatakan. Tak ada cinta untukku padamu wahai gadis. Aku hanya bernafsu padamu. So, jangan dekati diriku sebelum sesalmu nanti.

Jangan Harap

Aku tahu kamu memang cantik dan menarik. Dresmu yang ketat membentuk lekuk-lekuk tubuhmu yang indah. Aku tahu. Tetapi, apakah kamu kira semua lelaki akan memuja lenggak lenggokmu? Kamu salah. Salah sekali. Masih ada laki-laki yang tak peduli dengan lenggak lenggokmu. Laki-laki itu adalah diriku. Aku. Akulah lelaki itu. Lelaki yang tak mudah terbuai oleh godaan lekuk tubuhmu.

Terima Kasih Cinta

Aku tak pernah menyangka laki-laki hebat nan gagah itu memilihku. Padahal Marisa Sang Gadis Idaman itu jauh lebih cantik dan menarik dibanding diriku. Aku sendiri awalnya tak mengerti kenapa ia memilihku. Jawabannha barulah kufahami setelah kami duduk di pelaminan. Baiklah akan kuceritakan kisah cintaku kepadamu.

Bumbu Cinta

"Ayah sayang, melihat ayah makan masakanku dengan lahap saja sudah membuatku bahagiaaaa sekali." Ujarku dengan sumringah. Tiba-tiba suamiku menghentikan makannya dan melotot kepadaku seolah marah. Tentu saja aku kaget bukan main. "Kenapa ayah? Apa jangan-jangan masakannya tidak enak ya?" Tanyaku penuh sesal dan kecewa. "Enak dari mana?" Jawab suamiku terlihat marah. Sejenak ia terdiam dan menatapku dengan nanar. Tak pernah sekalipun ia menatapku dengan tatapan marah seperti ini. Tak terasa air mataku pun mengalir. "Bunda, jujur saja. Ini tuh... Duuuuuuhh.. Enak banget." Jawabnya sambil ketawa-ketawa dan memeluk diriku. "Iiih.. Ayaaaaah.. Tega banget sih isengin bunda." Teriakku sambil memukulinya dengan manja.. "Intermezo, sayang. Biar setiap hari kita bahagia dan seru terus. Ayah kaget sekali melihat bunda menangis. Maafkan ayah ya bunda sayang." Ujarnya dengan lembut sambil mencium mataku. Indah. Inilah bumbu cinta yan...

CINTA ITU...

"Seperti yang pernah aku utarakan kepadamu kemarin. Aku tidak memintamu menjadi pacarku. Tetapi, aku memintamu menjadi istriku." Ujarku dengan lembut di ujung telepon. "Terima kasih atas niat baik akhie. Aku menghargai itu. Namun, agar niat baik akhie penuh keberkahan. Sebaiknya katakan itu kepada orang tuaku langsung bukan kepadaku. Lagi pula, aku merasa sangat berharga ketika dipinta secara layak." Jawabnya dengan tegas. Muncul rasa malu menghampiriku saat mendengar tegurannya. Iya, sebaiknya memang aku langsung menghadap orang tuanya. Bismillah, niatku baik karena Alloh. Semoga Alloh mempermudah. Aamiin. Beberapa akhwat memiliki murobbiyah sebagai pembimbingnya namun karena akhwat ini afiliasi harokahnya berbeda, ia pun tak memiliki murobbiyah secara personal. Karenanya, sedikit membingungkanku bagaimana memintanya secara layak. Aku sadar kesalahan caraku di atas. Karenanya, besok aku akan "memintanya" secara layak. Sejujurnya gadis ini tak asing ba...

Aku adalah Raja dan Kamu adalah Ratu

Sejak menikah beberapa bulan yang lalu, sebuah aktifitas baru menjadi kebiasaan baruku yang tak pernah terlewatkan. Yaitu, mampir ke mesjid untuk berdandan ria setelah pulang kerja dan sebelum bertemu istriku. Jujur, aku memang terobsesi untuk terlihat tampan dan gagah di depan istriku. Aku serius. Entah menurut kalian aku terlalu berlebihan atau tidak. Tetapi, aku merasa sangat bahagia sekali saat melihat istriku tertegun dan terpesona saat berjumpa denganku. Rasanya itu... Woooow.. Untung tidak pecah dadaku saking bahagianya. Sebelum sampai ke rumah setelah pulang kerja, aku menyempatkan diri untuk cuci muka dan merapikan diri di mesjid dekat rumahku. Dan dengan langkah semangat aku bergegas menuju rumahku. Kuketuk perlahan pintu rumahku sambil mengucap salam. Dan seraut paras bidadari istriku memalingkan duniaku. Sebuah simpul senyuman dan keterpesonaan menghampiri paras bidadarinya. Tak luput ucapan, "Ayah hari ini ganteng sekali. Ayah terlihat fresh dan gagah. Aku makin ci...

For My Sister

Nasihat k melihat nana yg sudah membutuhkan teman ngobrol yaitu menikah. InsyaAllah lebih berkah dan halal. Buat nana mah gampang, hanya tinggal minta sama abahnya. Na, tidak ada laki2 yg sempurna atau seideal mungkin. Tidak ada yg sempurna sama seperti diri kita sendiri. Kita tak sempurna termasuk iman kita, karenanya mengharap yg sempurna hanya pepesan kosong saja. InsyaAllah dengan menikah hidup nana akan bahagia dan tenang. Teman ngobrol, teman diskusi dsb akan nana dapatkan dgn menikah. Jujur, agak lucu dan kaget, k nerima permintaan nana yg meminta teman cwo yang asyik diajak ngobrol. Padahal jalannya gampang dan berkah, yaitu menikah. Yaa tinggal calling abahnya. Semoga Alloh mempermudah nana memperoleh teman ngobrol yang halal dan berkah.

Cinta Tak Pernah Salah

"Cinta Tak Pernah Salah" Sebut saja namanya Aisha. Ia seorang akhwat yang berusia delapan belas tahun. Ia memang masih muda namun ia telah aktif dalam berbagai aktifitas dakwah. Melihat aktifitasnya itulah aku tak ragu-ragu lagi untuk mengajaknya menikah. Ia sendiri sebenarnya tidak menolak ajakanku hanya saja ia merasa terlalu muda untuk menikah dan terutama masih ada kakak perempuannya yang belum menikah. "Kak, afwan. Ana sendiri merasa bahagia dengan ajakan kakak untuk menggenapkan setengaj dinn ini. Namun, mohon maaf sebelumnya, usia ana baru 18 tahun. Ana juga baru masuk kuliah. Terlebih lagi, ada kakak ana yang belum menikah." Begitulah jawabannya ketika itu yang kubaca dari pesan BBM-nya. Aku hanya tersenyum saat membacanya. Aku sendiri belum pernah bertemu dengannya. Dan tahu seperti apa wajahnya. Salah seorang ikhwan sesama mahasiswa-lah yang merekomendasikanku. Mungkin saking terlalu semangat langsung saja ia kuhubungi tanpa melalui mak comblang. Berunt...

Free kick 3

Suatu hari gue dan beberapa teman touring ke daerah puncak Bogor. Salah seorang dari kami hobi sekali kebut-kebutan dan selap selip tanpa takut kecelakaan. Sebut saja namanya Hamid. Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh jua. Begitu juga dengan si Hamid ini. Tak sengaja motornya menyenggol sebuah mobil sedan merah sampai terlihat baret bekas senggolannya. Sang sopir pun berteriak marah. "G*b**k sia. Kadie sia b***ng. Turun sia." Hamid yang masih kaget dengan senggolannya nampak semakin kaget dan ketakutan saja mendengar teriakan itu. Gue dan sebagian teman yang tepat di belakangnya segera menghampiri Sang Supir yang sedang menunjuk-nunjuk muka Si Hamid. "Lihat sama lo. Mobil baru gua baret. Lo bener-bener buat gua marah. Ini tuh mahal tau belinya." Muka Sang Sopir memerah saking marahnya. Hamid sendiri hanya diam dan hampir menangis. Hmhm.. "Si Hamid cuma lagaknya doang kebut-kebutan ternyata cengeng juga." Pikir gue melihat sikap Si Hamid. ...