Tak ada wanita yang berharap ditakdirkan menjadi seorang janda. Termasuk diriku. Aku harus menerima kenyataan hidup ini. Aku tak ingin mengeluh toh sekeras-kerasnya aku mengeluh tetap saja hidup harus terus berjalan.
Jujur, kuakui aku masih trauma. Sakitnya masih terasa menyakitkan. Jika teringat perselingkuhannya aku hanya bisa menangis perih. Terkadang Nadia putriku satu-satunya terbangun saat mendengar isak tangisku di kelam malam. Iya, Nadia. Hanya dialah pelipur laraku. Entah apa yang akan terjadi jika saja tak ada Nadia di sampingku. Rasanya aku tak akan sanggup bertahan dalam kejamnya hidup jika tak ada Nadia.
Aku hanyalah seorang wanita biasa. Aku bukanlah wanita-wanita sholihah yang mampu bertahan sekuat karang saat diterjang gelombang kehidupan. Aku hanyalah wanita rapuh dan lemah yang terkadang jatuh dan mudah karam. Sekarang aku hanya bisa berharap Alloh karuniakan kepadaku kebahagiaan dan keberkahan hidup bersama Nadia.
Mungkin resiko seorang janda sering digodain laki-laki yang mmm...bolehlah disebut hidung belang. Terutama di kantorku. Betapa seringnya beberapa teman kantorku yang laki-laki sering mengajakku ke hotel dan sebagainya. Entah mereka bercanda atau tidak. Tetapi, sejujurnya sangat menyakitkan hatiku. Mungkin mereka anggap janda itu gampangan dan murahan dengan mau saja diajak ke hotel.
Mendapat perlakuan seperti itu di depan mereka aku bisa tersenyum tetapi saat dalam kesendirianku tak ada yang kulakukan hanyalah menangis. Alloh Maha Tahu apa yang kurasakan. Alloh Maha Tahu keadaanku. Aku tahu itu.
Kini aku hanya berharap Alloh menguatkan hatiku dengan semua ujian hidup ini. Aku yakin Alloh tak akan membebaniku hal yang tak kusanggup memikulnya. Semua ujian yang kuhadapi sekarang karena Alloh Tahu bahwa aku sanggup memikulnya. Bismillah...
Hidup harus terus berjalan tak ada lagi bagiku untuk mengadili masa laluku.
#RisalahCinta
Komentar