~ Kupinang Engkau Kerana Alloh ~
"Silahkan ukhty jika ada yang mau ditanyakan atau unek-unek yang ingin disampaikan kepada Akh Yusuf." Ujar Ummu Salim kepada akhwat yang duduk sejauh tiga meter di depanku. Aku pun terdiam menunggu pertanyaan yang akan diajukannya.
"Begini Akhi, ana ini hanyalah seorang lulusan pendidikan umum. Secara keilmuan agama, ana masih sangat awam. Ana belajar agama hanya dari buku dan halaqoh saja. Selebihnya tidak ada. Pertanyaan ana, siapkah akhie menerima kekurangan ana ini yang masih awam dan membimbing ana agar menjadi wanita yang sholihah?" Terdengar suara kemalu-maluan 'ukhtie' di depanku ini. Kegugupannya sangat terasa. Aku sendiri hanya menunduk dengan sesekali melirik si empunya suara.
"Bagaimana jawaban Akhie atas pertanyaan Ukhty Zulaikha? Silahkan." Kembali Ummu Salim bertindak sebagai moderator.
"Siap." Jawabku singkat tanpa jawaban lain. Wajahku tak lepas dari senyuman puas. Kulirik Ummu Salim dan Ukhty Zulaikha saling pandang kebingungan. Aku tahu jawaban singkatku membuat mereka bingung.
"Itu saja jawaban akhie?" Tanya Ummu Salim. Aku mengangguk puas. Entah mengapa aku ingin sekali mencandai akhwat ini dengan jawabanku yang akan membuatnya gregetan.
"Ukhty Zulaikha, bagaimana dengan jawaban Akh Yusuf? Memuaskan tidak?" Tanya Ummu Salim kepada Sang Ukhty. Ia menggelengkan kepalanya tanda tak puas dengan jawabanku. Hatiku puas melihatnya yang kebingungan.
"Akhi, mungkin jawabannnya ditambahi dengan alasan lain. Alasan siapnya kenapa dan lain-lain. Ukhty Zulaikha belum merasa puas dengan jawaban akhie." Ujar Ummu Salim kepadaku. Aku tersenyum kepadanya.
"Syukron Ummie. Pertanyaan Ukhty terlalu normatif bagi ana. Jawabannya hanya 'Siap' dan 'Tidak Siap', bukam? Dan ana menjawabnya 'Siap.'" Jawabku dengan senyuman merekah puas.
"Alasan siapnya adalah seperti kaidah logika 'Kalau belum bisa ya belajar'. Ukhty bisa belajar agama dari siapapun juga termasuk dari ana." Jawabku dengan lirih. Entah kenapa ketika mengucapkan 'termasuk dari ana, dadaku berdesir indah. Indah sekali.
"Ana tidak mempermasalahkan Ukhty memahami ilmu agama atau tidak. Masalah keilmuan bisa kita pelajari bersama. Tugas suami adalah membina dan membimbing istrinya dalam hal apapun terutama dalam kefahaman agama." Aku berharap jawabanku memuaskannya.
"Bagaimana Ukhty Zulaikha dengan jawaban Akhi Yusuf tadi? Memuaskan tidak jawabannya?" Tanya Ummu Salim kepada 'Sang Ukhty'. Dia mengangguk lembut.
"Alhamdulillah. Jika Ukhty Zulaikha masih belum puas ya harus menikah dulu dengan Akhi Yusuf. InsyaAlloh nanti bisa sepuasnya bertanya-tanya. Oke, Masih ada pertanyaan yang lain?" Ummu Salim bertanya kepada kami berdua. Aku sendiri menggelengkan kepalaku tanda tak ada pertanyaan.
"Oh, Ukhty Zulaikha masih ada pertanyaan, silahkan disampaikan kepada Akh Yusuf." Ujar Ummu Salim.
Hmhm... Akhwat di depanku mulai bertanya kembali. Namun, entah kenapa aku merasa mengantuk mendengarnya. Iya, aku mengantuk...
To be continued... #RisalahCinta
"Tak mengapa kamu belum memahami . Tugaskulah untuk membinamu. Terpenting adalah kamu mau belajar taat kepada Alloh." #RisalahCinta
Komentar