Langsung ke konten utama

Abu Hawariyah....my idol

Aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang lain, karenanya hatiku tenang.

Aku tahu amalku tak mungkin dilakukan orang lain, karenanya aku sibukkan diriku untuk beramal.

Aku tahu Allah selalu melihatku, karenanya aku malu bila Dia melihatku melakukan maksiat.

Aku tahu kematian menantiku, karenanya kupersiapkan bekal untuk bertemu Rabb -ku.


Akhi, berapa kali antum khianati perjanjian antum dengan Allah? Bukankah teramat sering?

Antum di malam hari tahajjud dengan uraian air mata memelas ampunan tapi di siang hari antum ikuti hawa nafsu hingga lupa akan Allah.

Dan berapa kali pula antum shaum di siang hari atau memberikan taujih rabbany kepada

orang lain, lalu di malam hari antum

tertidur lelap berbuat maksiat?

Allahumma, bagaimana mungkin aku

punya besar rasa akan menggapai

ridha-Mu sedangkan aku amat tau

akan keadaan diriku sendiri. Ampuni

aku Tuhanku. Allahumma innaka

'afuwwun karimun tuhibbu al-’ afwa

fa-’fu ‘anny!

Akhi, di tengah gelapnya malam, di

tengah dinginnya malam, di tengah

senyapnya malam, tahukah antum

bahwa ada laki- laki yang lama tegak

dalam rakaat tahajjud-nya , atau ada

wanita khusyu’ berwajah syahdu

berurai air mata yang tersungkur

sendu di atas sajadahnya.

Akhi, ikutilah jejak langkah mereka!

Hiasilah malam- malammu seperti

mereka berzikir dan tetap dalam

ketaatan kepada Rabb -nya ! Bacalah

Qur’an seperti mereka! Sedih dan

sendu berhiaskan isak tangis khauf

kepada Rabb mereka. Lembutkanlah

hatimu seperti lembutnya hati

mereka! Ikhlas, senantiasa hanya

mengharapkan keridhaan Rabb

mereka. Alahai betapa sucinya…

Jadikanlah cintamu seperti cinta

mereka! Tiada terbagi sekeping jua

untuk harta, tahta dan pria/wanita .

Akhi, maukah antum seperti mereka?

Author: Irfan Permana Abu Hawariyah

(Allahumma irhamhu. Amin! )

Published with Blogger-droid v2.0.2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.