Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

My Choice

Jangan harap masa depanmu akan menjadi lebih baik jika kamu tak pernah mengiklhaskan masa lalumu.. Semua orang memiliki masa lalu, itu pasti. Tapi, haruskah masa lalu menjadikan kita makhluk kufur tak menerima takdir Tuhan? Bukan hanya kamu yang pernah merasakan sakit seperti yang kamu rasakan sekarang. Semua orang mungkin pernah merasakannya. Tapi, tidak semua orang terus larut begitu dalam dengan masa lalunya. Mereka mengikhlaskannya, mereka nrimo atas semua takdir Tuhan. Toh disesali dan ditangisi jua masa lalu takkan pernah kembali. Terima saja fakta yang sudah terjadi. Yang sudah terjadi biarlah terjadi. Mengadili masa lalu hanya akan membuatmu menjadi orang-orang buangan dan terasing dengan masa depan. Hadapilah kenyataan hidup ini. Memang pahit. Tapi, beginilah hidup mengajarkan kita. Beginilah cara Tuhan mendidik kita agar tangguh di masa depan. So, hidup memang pilihan. Semua orang punya pilihan. Kamu pun punya hak untuk memilih. Silahkan, hendak memilih masa lalumu atau me...

My Destiny

MY DESTINY... Seperti yang pernah kukira, inilah saatnya aku fokus dengan karierku. Maha Kuasa Alloh yang telah membuka jalan semua ini. Berawal dari panggilan deputy manajer Mr. Nursholeh. Ia memanggilku. Sejenak aku panik mengira ada yang salah dengan pekerjaanku. Alhamdulillah ternyata bukan sama sekali. Kami ngobrol ngalor ngidul di ruangannya yang sejuk full AC. Beliau sangat asyik sekali obrolannya. Bagaimana tidak asyik, beliau memuji kinerjaku. Walaupun aku sendiri kebingungan titik point mana yang bagus dari kinerjaku. "Rizqi, sudah saatnya elu melangkah lebih jauh dengan tantangan yang lebih menantang. Kantor pusat membutuhkan anak-anak muda yang fresh yang bisa bergerak cepat. Dan gue mempromosikan elu untuk mutasi ke kantor pusat. Dan gue pikir, elu yang paling cocok." Begitulah gaya bicaranya dengan gaya elu gue.. Gaul sekali deputy manajer yang satu ini. Tanpa  berpikir terlalu lama langsung kukatakan dengan lantang, "Pak, saya siap dengan tantangan da...

Sekeranjang Air Untuk Kakek.

Seorang kakek sangat rajin membaca Qur’an tiap pagi. Dia selalu duduk di meja dapur dan membaca Qur’an-nya. Cucu laki-lakinya mencoba meniru sang kakek dengan membaca Qur’an tiap pagi. “Kakek, aku mencoba membaca Qur’an seperti kakek, tapi aku tidak pernah bisa mengerti. Setiap saat, aku mencoba untuk memahami, tapi setiap aku selesai membacanya dan menutup Qur’an, aku selalu lupa lagi. Apa untungnya membaca Qur’an?” Sang kakek terdiam sejenak, lalu menjawab, “Nak, tolong ambilkan air dari sungai dengan keranjang ini, bawakan kakek sekeranjang air.” Sang cucu menuruti apa kata si kakek. Dia mengambil air dari sungai dengan keranjang. Tapi, air selalu bocor dan habis sebelum sampai ke rumah. Kakek tertawa, dan mengatakan dia harus lebih cepat di lain waktu. Sang cucu berlari dengan cepat, tapi tetap saja keranjang akan kosong sebelum dia sampai ke rumah. Dia nampak kehabisan nafas saking lelahnya.  Sang cucu mengatakan ...

Mendekap Malam

Akhirnya bisa menikmati Path lagi setelah bertaoen-taoen mengalami fase bosan hidup. Hidup memang harus terus berjalan. Apapun yang sudah terjadi biarlah terjadi. Toh waktu tidak akan pernah bisa kembali. Itu fakta. Terima saja. Tak usahlah mengadili masa lalu. Simple kan.. Sejak mengenal hidup aku tumbuh dengan cita-cita maha besar untuk diriku. Aku hidup dengan harapan-harapan besar diriku. Tahap demi tahap cita-cita itu kurangkai dan kuyakini. Sangat optimis. Aku memang lelaki yang sangat optimis dengan masa depanku. Buatku, takdir itu "direkayasa" atau "diskenariokan." Kitalah pelakunya, Tuhan telah menciptakan potensi-potensi hebat kepada diri kita terutama akal sebagai "lokomotif"-nya sehingga tidak salah jika kukatakan takdir "di tangan kita." Dalam pendidikan cita-citaku menjulang tinggi dengan keharusan lulus strata 3 diusia tiga puluhan tahun, target menulis buku fiksi dan nonfiksi, target hafalan Alquran dan hadits, target pen...

Firasatku..

Entah di dunia entah di akhirat saat Alloh membuka aib-aibku. Dan aku mungkin hanya bisa tertunduk lesu mengguguk penuh tangisan penyesalan. Sesal memang selalu di akhir. Beginilah hidup mengajarkan kita. Kita tidak pernah tahu masa depan kita. Mungkin jika saja kita tahu, kita akan berjalan dengan sebenarnya. Tidak harus mampir kesana kemari. Ah, beginilah hidup. Mungkin kita iri melihat kehidupan beberapa orang sahabat yang begitu mulus perjalanan hidupnya seolah tak ternoda. Sedangkan kita harus ternoda terlebih dahulu. Maha Kuasa Alloh, aku tahu ini adalah sebuah suratan takdir yang harus kujalani. Memang penyesalan itu memerihkan jiwa kita. Sakit sekali. Air mata pun kering kerontang tak sebanding dengan ruahnya dosa kita. Hidup harus terus berjalan. Memang kita ini makhluk pendosa. Tapi hidup harus terus berjalan tanpa henti. Menyesali keadaan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Teruslah bergerak, teruslah berbuat kebajikan semoga saja Alloh mengasihani kita yang hina in...

I Wish...

Aku ingin diam berselimut angin malam Semilirnya membekukan raga ringkihku Hening memagut rasa Terpulas dalam balutan asmara cipta Mungkin sudah waktunya bertaruh Siapa Sang Juara Sejati Bukan aku Aku hanyalah seonggok Entah kapan masa itu tiba Mewaktu bersamamu Dalam sihir-sihir kehidupan Larut telah tiba Aku masih berlari mengejarmu Berharap dua dunia berpihak padaku Lau tiba-tiba Layar terkembang Sang Sutradara terlelap dalam igauan Gumamnya membuih laksana riak Dongeng demo dongeng telah tersurat Namun siratan takdir menjadi khayal Mungkin sudah waktunya Bersamamu dalam esok berkabut Mungkin...

The Legacy : Dream From My Father

Akhirnya terkuak rekayasa dan skenario ayahku terhadapku. Kini aku tahu jika ayahku sengaja ingin menjadikanku seorang kutu buku. Dia sengaja merancangku agar mencintai buku. Aku bangga dengan ayahku. Sangat bangga dan berterima kasih sekali. Kawan, apakah kamu tahu "rekayasa" apa yang dilakukan ayahku kepadaku. Inilah rekayasa yang ia lakukan kepadaku agar aku mencintai buku; Pertama, setiap ia mengunjungiku ia selalu membawakan hadiah buku-buku selain makanan tentunya. Sejak aku bisa membaca ia memberiku hadiah buku-buku Donald Bebek dan Majalah Bobo. Di lain waktu ia  membelikanku cerita-cerita Eropa. Sampai sekarang aku masih ingat cerita buku-buku itu. Kedua, aku selalu melihatnya sedang terpekur membaca buku atau mengisi TTS (teka-teki silang). Iya, hidupnya tidak pernah terlepas dari namanya kertas. Ia selalu meneladankan membaca di depan anak-anaknya sehingga saat ia "pergi", ia telah mewariskan keteladanan ( kebiasaan ) membaca dan w...