Langsung ke konten utama

The Legacy : Dream From My Father

Akhirnya terkuak rekayasa dan skenario ayahku terhadapku. Kini aku tahu jika ayahku sengaja ingin menjadikanku seorang kutu buku. Dia sengaja merancangku agar mencintai buku. Aku bangga dengan ayahku. Sangat bangga dan berterima kasih sekali. Kawan, apakah kamu tahu "rekayasa" apa yang dilakukan ayahku kepadaku.

Inilah rekayasa yang ia lakukan kepadaku agar aku mencintai buku;

Pertama, setiap ia mengunjungiku ia selalu membawakan hadiah buku-buku selain makanan tentunya. Sejak aku bisa membaca ia memberiku hadiah buku-buku Donald Bebek dan Majalah Bobo. Di lain waktu ia  membelikanku cerita-cerita Eropa. Sampai sekarang aku masih ingat cerita buku-buku itu.

Kedua, aku selalu melihatnya sedang terpekur membaca buku atau mengisi TTS (teka-teki silang). Iya, hidupnya tidak pernah terlepas dari namanya kertas. Ia selalu meneladankan membaca di depan anak-anaknya sehingga saat ia "pergi", ia telah mewariskan keteladanan ( kebiasaan ) membaca dan warisan buku (ilmu)  yang lumayan banyak.

Ketiga, suatu hari ayahku mengajakku ke IPB, Bogor, mengunjungi kakakku yang kuliah disana. Dan ia mengajakku mengunjungi perpustakaan IPB. Selain itu, ia pun mengajakku ke toko buku untuk membeli beberapa buku dan tentu saja membelikanku buku juga. Dan uniknya, ia memberikan pilihan bebas kepadaku hendak memilih buku yang mana.

Keempat,  walaupun usiaku masih kecil ia sering mengajakku menghadiri acara bedah buku dan pameran-pameran buku ( book fair). Dan mengenalkanku dengan para penulis hebat nan cerdas.

Rekayasa yang sangat indah bukan? Pewarisan yang sangat mudah. Aku pun akan mewariskannya kepada anak-anakku, bukan hanya sekedar mewariskan harta tapi yang jauh lebih utama adalah mewariskan buku (ilmu) dan habits (kebiasaan-kebiasaan) yang baik. Ayo teladani ayahku.

"Taburlah gagasan, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan. Taburlah kebiasaan, tuailah karakter. Taburlah karakter, tuailah nasib."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.