UFUK
"Apa salahnya kalau aku memilih calon istri karena kecantikannya?"
"Tidak salah. Malah harus."
Begitulah diskusi kecil kami di sela-sela perkuliahan pasca sarjana sebuah kampus negeri di Djakarta. Aku, Mas Agus, dan Pa' Supri. Kebetulan aku dan Mas Agus masih jomblo alias bujangan. Pa' Supri sendiri seorang bapak beranak dua.
Diskusi santai ini sebenarnya obrolan ngalor ngidul dari orang yang lebih berpengalaman dalam hubungan pernikahan & keluarga. Tentu saja Pa' Supri-lah yang aku maksud.
Pertanyaan di atas adalah pertanyaan Mas Agus."Apa salahnya.."
Jawaban Pa' Supri sendiri,"Tidak salah. Malah harus." Lalu beliau membacakan sebuah hadits tentang memilih istri atau suami,"Seorang wanita itu dinikahi karena 4 hal; karena hartanya, karena kemuliaan keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, niscaya kamu akan beruntung" (Bukhori-Muslim)
"Jadi,kalau menurut saya mah harus memilih yang terbaik,tercantik." Sambung Pa' Supri.
"Trus gimana dong pa', nasib para gadis yang berwajah biasa-biasa saja?" Komentarku.
Lalu ku sambung dengan hadits;
"Janganlahlah kalian nikahi perempuan karena kecantikannya karena boleh jadi kecantikannya akan menghancurkannya. Janganlah kalian nikahi perempuan karena hartanya karena boleh jadi hartanya membuatnya bertindak melampaui batas yang dibolehkan. Akan tetapi, nikahilah perempuan karena agamanya walaupun dengan seorang perempuan buruk rupa maka hal tersebut lebih baik" (HR.Ibnu Majah)
"Mas Rizqi jangan mempertentangkan atau membentur-benturkan hadits, kita kan bahas boleh tidaknya memilih karena cantik. Emang Mas Rizqi mau punya istri yang jelek atau buruk rupanya?"
"Ih...,bukan gt maksudnya pa', ya..saya juga maulah punya istri yang cantik sekaligus sholehah"
"Nah,ya sudah akur kita" Ujar Pa' Supri mengakhiri diskusi.
Komentar