Langsung ke konten utama

Aku adalah Rajanya dan Kamu adalah Ratunya

"Aku adalah Rajanya dan Kamu adalah Ratunya"

Sejak menikah beberapa bulan yang lalu, sebuah aktifitas baru menjadi kebiasaan baruku yang tak pernah terlewatkan. Yaitu, mampir ke mesjid untuk berdandan ria setelah pulang kerja dan sebelum bertemu istriku. Jujur, aku memang terobsesi untuk terlihat tampan dan gagah di depan istriku.
Aku serius. Entah menurut kalian aku terlalu berlebihan atau tidak. Tetapi, aku merasa sangat bahagia sekali saat melihat istriku tertegun dan terpesona saat berjumpa denganku. Rasanya itu... Woooow.. Untung tidak pecah dadaku saking bahagianya.

Sebelum sampai ke rumah setelah pulang kerja, aku menyempatkan diri untuk mencuci muka dan merapikan diri di mesjid dekat rumahku. Dan dengan langkah tegap aku bergegas menuju rumahku.
Kuketuk perlahan pintu rumahku sambil mengucap salam. Dan seraut paras bidadari istriku memalingkan duniaku. Sebuah simpul senyuman dan keterpesonaan menghampiri paras bidadarinya. Tak luput ucapan, "Ayah hari ini ganteng sekali. Ayah terlihat fresh dan gagah. Aku makin cinta deh." Deg. Mendengar pujian istriku rasanya duuuuuh tak ada hadiah terindah selain pujian istriku. Langsung saja ia kuhadiahi pelukan dan ciuman cinta. Ambooi indahnya.

Iya, aku akui aku terobsesi dengan pujian istriku. Iya, aku akui aku terobsesi untuk terlihat perfect dan baik di depan istriku. Aku ingin istriku bangga dengan diriku. Minimal dengan tampil bersih dan fresh membuat istriku tak malu saat berjalan bersamaku. Pokoknya aku ingin membuat istriku bahagia dengan keberadaanku sebagai suaminya.

Begitupun ketika di dalam rumah. Aku memanis-manis muka kembali di depan cermin kamar mandi sebelum masuk ke kamar bertemu istriku. Menggosok gigi lalu kupakai sedikit minyak rambut, minyak wangi, deodorant dan tak luput pula pelembab wajah for men. Setelah itu bergegas aku menemui istriku dan... Hmhmhm...

Kembali sebuah tatapan mesra penuh cinta dan gairah yang menyambutku. Sambil kepalanya menyandar di bahuku, terlontar sebuah pertanyaan darinya.

"Ayah, sejak kita menikah aku selalu melihat ayah terlihat fresh dan ganteng. Aku tahu ayah berdandan dulu sebelum bertemu aku. Kenapa ayah? Apakah ayah tidak lelah dengan aktifitas itu?" Ujarnya penuh mesra. Kutatap paras cantiknya sambil kubelai rambutnya dengan lembut.

"Sayang, kamu adalah ratuku dan aku adalah rajanya. Sudah selayaknya aku terlihat bersih dan tampan saat bertemu Sang Ratu. Begitu pula, karena kamu adalah ratunya aku harus tampil bak raja agar pantas dan tidak memalukan ketika mendampingimu. Tak ada sedikitpun rasa lelah untukmu, Sayang. Demi kamu apapun akan kulakukan asal itu bisa membuatmu bahagia." Jawabku sambil tersenyum mesra.

"Terima kasih Ayah. Terima kasih sudah 'dandan' untukku. Terima kasih sudah tampil bersih dan tampan ketika menemuiku, bukan terlihat bersih ketika bertemu orang lain atau wanita lain. Terima kasih rajaku. I love u Ayah." Ujarnya sambil memelukku. "I love u too Sayang." Ujarku sambil kukecup keningnya. Aku tahu ia pun melakukan hal yang sama sepertiku, yaitu tampil cantik untuk diriku. Alhamdulillah.

--***--

Indah bukan. Sangat indah. Sangat romantis. Sudah saatnya kita tampil indah, tampil gagah, tampil ganteng ketika bertemu istri kita. Bukan malah sebaliknya, tampil bersih dan ganteng hanya ketika bertemu orang luar atau orang lain. Terutama para istri, cenderung merias diri saat hendak bertemu orang lain. Tetapi, saat di rumahnya ketika bersama suaminya.. Woooow.. Tidur saja pake adonan kue di muka kayak vampire. Hihihi...

‪#‎RisalahCinta‬

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.