Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Catatan Hati Seorang Akhie 21 : Senandung Cinta

"Ana harap antum simpan dan jaga biodata ini. Jangan diobral sama teman-teman antum yang lain. Kecuali sama orang tua dan keluarga antum yang lain. Anggap laksana aib bila yang tidak punya hak membaca biodata ini." Epilog ustadz Hasan laksana pisau ukir yang sedang mengukir diriku. Ada sejuta rasa yang meresap dalam-dalam ke dalam jiwaku. Rasa yang sulit ku lukiskan. Ku tatap biodata beramplop putih itu. Belum berani menyentuh sedikit pun. Mimpikah ini??? Aku merasa belum waktunya, tapi hukum alam berlaku, usiaku terus bertambah. Rasanya seperti baru kemarin SMA. Apa mau dikata. Aku tersenyum malu. "Iya. ustadz. Insya Allah ana akan jaga amanat antum." Sejenak aku terdiam, masih sedikit terbius kelengangan antara mimpi dan kenyataan. Lalu ku ambil amplop putih di depanku itu. Sentuhan pertama terasa dingin. Entahlah mungkin aku sendiri yang terlalu lebay. Ku masukan ke dalam tas kecilku. Ku tarik nafas dalam-dalam. Hening. "Kalau gitu ana pamit dulu, usta...

Suhanda: Semua Akan Indah Pada Waktunya

Kisah Para Fighter Sejati                 "Suhanda: Semua Akan Indah Pada Waktunya" Senja ini hatiku mengharu biru.. Aku teringat salah seorang sahabatku, Ustadz Suhanda. Aku memanggilnya ustadz. Karena sekarang ia telah menjadi da'i super. Iya, super. Bukan hanya jago dakwah tapi sekaligus jago masak masakan Arab. Aku terharu akan perjuangannya dulu. Perjuangan yang terkadang membuatku meneteskan air mata persaudaraan karena Alloh. Aku akan menceritakannya pada kalian, tapi tunggu sebentar. Maaf, menunggu lama. Suhanda meneleponku tadi. Entahlah.. Mungkin sebuah bisikan ghaib membisikinya jika aku sedang menulis tentang dirinya. Nanti akan aku ceritakan gaya fighter Ustadz Suhanda ini. Untuk bocoran, ia mengabariku jika istrinya telah melahirkan bayi lelaki. Alhamdulillah. ---***--- Saat pertama kali melihatnya, aku banyak mengulum senyum. Tentu saja aku sangat mengenal profil seora...

Amin Rozak: Mujahid Ilmu Yang Gugur Di Jalan Dakwah

Kisah Para Fighter Sejati    "Amin Rozak: Mujahid Ilmu Yang Gugur Di Jalan Dakwah" Semilir angin malam sejukkan jiwa mudaku yang nestapa. Daun jendela tertiup mesra menyanyikan lagu syahdu saat bercumbu dengan dinding kamarku. Kutatap kembali dua buah kutaib (kitab kecil / buku kecil ukuran saku) Bulughul Marom dan Riyadhus Sholihin di atas meja belajarku. Dua kitab yang tak pernah lepas kemana pun aku merantau. Bukan hanya karena kepraktisannya tapi setiap kali menatap kutaib ini, menyeruak semangat baru nan mengharu biru dalam jiwaku. Pada halaman pertama di sudut kanan atas tertulis dalam aksara arab "Amin Rozak", nama salah seorang sahabatku yang telah gugur di medan jihad ilmu. "Ya Alloh, aku menjadi saksi betapa gigihnya ia berjihad menuntut ilmu. Tempatkanlah ia bersama orang-orang yang berjuang di jalan-Mu." Amin. Di antara ratusan calon mahasiswa penerima program beasiswa ma'had syariah, hanya Amin yang berasal dari B...

Pemuja Jilbab Original

Sekarang cwe jilbaber udeh macem2 tinggal milih aje mau bini jilbaber model gimane. sekarang kn lagi ngtrend tuh istilah hijab style dll dah.. Jujur y, gw c bukan kuno atau apelah gitu... tapi agak risih jg gw liat cwe make jilbab trus raweuy (rame modelnya) kayak mau pamer or tebar pesona gitu.. ya bukannya gak pengen gw punya bini jilbaber bening tapi kn emmmm...... gimana ya.... emang sih yang tau hati tuh Alloh tapi kn klo gw misalkan punya bini bening trus jilbabnya rame model "hijabstyle" jujur aj gw agak meragukan niat pake jilbab bini gw tuh.. mau nampang ap mau jadi bini gw yang sholehah.. hmhmhm,,,jangan dulu anggap gw kuno frens.. ini kan cuma perasaan gw aj. gw pastilah pengen punya bini bening, tapi bukan berarti kebeningan bini gw dieksploitasi semua mata lelaki. gw pastilah pengen punya bini jilbaber cakep tapi bukan berarti bini gw harus mengeksploitasi jilbab demi sebuah style atw gaya. klo berjilbab pengen diperhatiin hasilnya bukan hanya meru...

Permata Hati

Semilir angin senja taman kampus nan sejuk membuai khayalan indahku. Aku tersenyum. Sudah lama aku tidak pernah merasakan sejuknya angin senja di taman ini. Kilasan kenangan-kenangan indah nan romantis hilir mudik dalam anganku. Hmmm...dua puluh tahun yang lalu taman ini menjadi saksi indahnya kisah romantisku. Ah, kutundukkan wajahku mencoba melepaskan diri dari segala kenangan yang menyiksa. Kucoba menahan tumpahnya air mataku. Ada kepiluan yang mencoba mengambil hatiku kembali. Kutarik nafas sedalam-dalamnya. Sejuknya udara menyejukkan rongga dadaku. Aku mencoba tersenyum semanis-manisnya. Aku tak ingin terlihat sedih saat bertemu dirinya. Ya, aku memang sedang menunggu seseorang. Bukan untuk bernostalgia. Aku menunggu seseorang yang sangat istimewa, seorang mahasiswi teladan di kampus ini, seorang gadis cantik nan jelita, seseorang yang lebih kucintai dibanding diriku sendiri, seorang permata hatiku. Rasanya aku siap mati untuk gadis ini. Memang. Apa pun akan kub...

Aku dan Tuhan-ku; Sebuah Kajian Epistemologis

Saat orang-orang berebut dan menyerbu praktek dukun ponari atau dukun lainnya. Untuk meminta kesembuhan dan lain sebagainya. Sebuah kesimpulan tersimpul, bangsa kita masih jauh dari sifat-sifat peradaban yang maju. Saya tidak membahas mahalnya ongkos berobat di dokter atau rumah sakit. Saya membahas framework berpikir. Tentu ada yang salah dari cara berpikir kita. Ada yang salah ketika kita datang ke dukun yang mengaku-aku bisa menggandakan uang, misalnya. Ada yang salah saat kita bergelimang masalah lalu datang kepada kyai dukun untuk meminta jimat. Ada yang salah ketika kita banyak masalah atau banyak utang lalu mendatangi kuburan keramat agar utang kita lunas. Sangat salah. Saya tidak akan membawa permasalahan ini secara logika agama Islam. Dengan dalil-dalil agama karena tidak semua orang mau membacanya. Lagi pula sudah barang tentu Islam berlepas diri dari perilaku kotor ini. Saya ingin membawa Anda pada alam manusia sebagai makhluk berpikir. Tentu mafhum yang ...

Catatan Hati Seorag Akhie 16 : Bara Cinta

Pernah sebelumnya aku merasakan pagutan cinta yang begitu dalam. Dulu, saat awal kuliah. Namun kali ini, pagutan cinta itu menghujam hatiku lebih dalam, mengambil alih segala rasa dan hasrat jiwaku. Dulu, bara cintaku padam saat dia memilih yang lain. Aku pun terluka, kalah telak dalam pusaran asmara. Sekali lagi, itu dulu, dulu sekali. Kini, dalam episode yang berbeda. Seseorang yang terindah selalu menantiku setiap kali aku pulang dari kerja. Kamu. Ya, kamu. Senyum indah terhias di wajah cantikmu dalam balutan jilbab ungu, sambil menjawab salam dan mencium tanganku. Lalu kukecup keningmu dengan penuh cinta. Indah nian. "Ayah, izinkan Bunda melepaskan sepatu dan kaus kaki Ayah." Itulah kata-kata yang selalu kamu ucapkan setiap kali aku pulang. Hatiku terharu. "Ya Allah, syukurku pada-Mu atas segala karunia nikmat-Mu padaku. Engkau karuniakan dalam hidupku yang ringkih ini, seorang bidadari terindah, terhebat dalam perjalanan cinta manusia. Permata yang tiada ternilai ...

Diary Cinta Purnama

Saat angin malam sebarkan kesejukannya. Saat rembulan mulai tampakkan senyuman purnamanya. Aku masih duduk di sini. Di taman kecil depan rumahku, menatap kesunyian langit yg bertaburan bintang. Keheningan segera memagut anganku. Kebiasaanku menatap langit malam menandakan hatiku sedang dilanda keresahan. Iya memang, aku resah nan gelisah. Badai resah. Bukan tanpa sebab keresahan ini hantui diriku. Aku memikirkan Purnama. Aku takut terjadi apa-apa dengannya setelah suaminya mendengar langsung dariku tentang hubunganku dengan purnama. Baiklah, aku tak ingin memperpanjang cerita. Purnama adalah... Ah, aku malu untuk mengatakannya padamu, Kawan. Hmhmhm.. Purnama adalah kekasihku.. Bukan saat ini, tapi dulu, dulu sekali, sewaktu SMA. Iya, Purnama adalah my first love saat SMA. Dan aku jua adalah cinta pertamanya. Ah, jujur. Aku malu sebenarnya, kenapa sampai ada sangkut pautnya diriku dengan masa laluku, dengan Purnama dan suaminya. Padahal masa SMA sudah lewat lima belas tahun y...

Penawar Rindu

Gadis berjilbab ungu yang duduk di depanku ini sungguh sangat mempesona jiwa mudaku. Bidadari bumi terindah yang pernah kulihat. Mata para pengunjung pun tak henti-hentinya melirik, tak terkecuali diriku. Ekor mataku tak kuasa menolak keindahan ini. Aku tersenyum. Kecantikannya begitu khas... Kebangiran hidungnya dan kelentikkan matanya pastinya membuat iri para wanita. Di bawah lampu taman yang gemintang, wajahnya bak cahaya purnama rembulan malam. Hmhm.. Tak mudah menemukan seorang wanita berjilbab di kota ini. Ingin sekali hatiku menyapanya. Sekedar sapaan salam dan ia menjawabnya sudah cukup bagiku. Atau sebuah kata "boleh" jika aku memotretnya. Aku bisa merasakan betapa gatalnya kameraku ini. Siapakah gadis ini? Aku sangat penasaran sekali. Aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi. Hmhm.. Nampaknya ia sedang menunggu seseorang. Wajahku memerah saat seorang lelaki paruh baya dan seorang gadis kecil menghampirinya. Dan gadis kecil itu memanggilnya.. "bunda...