Langsung ke konten utama

Catatan Hati Seorang Akhie 21 : Senandung Cinta

"Ana harap antum simpan dan jaga biodata ini. Jangan diobral sama teman-teman antum yang lain. Kecuali sama orang tua dan keluarga antum yang lain. Anggap laksana aib bila yang tidak punya hak membaca biodata ini." Epilog ustadz Hasan laksana pisau ukir yang sedang mengukir diriku. Ada sejuta rasa yang meresap dalam-dalam ke dalam jiwaku. Rasa yang sulit ku lukiskan.

Ku tatap biodata beramplop putih itu. Belum berani menyentuh sedikit pun. Mimpikah ini??? Aku merasa belum waktunya, tapi hukum alam berlaku, usiaku terus bertambah. Rasanya seperti baru kemarin SMA. Apa mau dikata. Aku tersenyum malu. "Iya. ustadz. Insya Allah ana akan jaga amanat antum." Sejenak aku terdiam, masih sedikit terbius kelengangan antara mimpi dan kenyataan. Lalu ku ambil amplop putih di depanku itu. Sentuhan pertama terasa dingin. Entahlah mungkin aku sendiri yang terlalu lebay. Ku masukan ke dalam tas kecilku. Ku tarik nafas dalam-dalam. Hening.

"Kalau gitu ana pamit dulu, ustadz." Aku grogi, sangat grogi. Mungkin karena kekalutan pikiranku, bukan kalut dalam arti negatif tapi kebingungan karena peristiwa ini adalah my first experience. Ku lihat ustadz hasan hanya tersenyum simpul, nampaknya tahu kegrogian yang ku rasakan.

Langkahku terasa berat, sepeda motorku pun kempes nampaknya. Bagaimana tidak berat, di tas kecilku ini aku membawa seorang perempuan, plus keluarganya juga, dari orang tua sang perempuan sampe kakek dan neneknya.

Aku merasa ada sesuatu yang berubah dari diriku. Ada sesuatu yang meresap tanpa aku sadari. Kedewasaan. Entahlah, apakah ini perasaanku saja atau sugesti belaka atau faktanya aku memang sudah dewasa secara pemikiran. Iya. Aku merasa sangat dewasa dengan dititipkan sebuah kisah seorang gadis. Dan aku juga merasa resapan ihsan atau merasa diperhatikan dan dilihat Allah semakin kuat. Kedekatan relijiusku menguat dan bertambah dengan peristiwa my first experience ini.

Tepat jam 24.00 malam aku tiba di rumah. Halaqoh pengajian kami memang biasanya malam. Ku buka pintu rumahku, tentu saja dengan sejuta rasa yang menari-nari dalam diriku. Aku merasa sedang memasuki rumah berhantu. Lengang. Kembali lebay, lebaynya diriku. Mungkin saking terbawa perasaan jadi sedikit over.

Ada sedikit rasa kurang sabar untuk segera membuka dan membaca biodata titipan ustadz. Ah, aku berbohong. Ada banyak rasa kurang sabar. Aku memang sangat tidak sabar ingin segera membacanya. Sangat penasaran.

Ku buka tas kecilku dan ku keluarkan semua isinya, isinya cuma dua, mushaf alquran kecil dan amplop biodata yang sekarang ku pegang ini. Ah, aku lupa. Bergegas aku ke kamar mandi, berwudhu. Di tempat liqo sebenarnya aku sudah berwudhu dan belum batal, tapi entahlah aku merasa ingin berwudhu lagi. Mungkin karena moment ini sangat istimewa nan special, keinginan berwudhu laksana keperluan. Sugesti biodata mungkin. Menambah iman tanpa sadar.

"Bismillah" Ucapku penuh dagdigdug debaran dada. Amplopnya tidak dilem, ku ambil lembaran kertas biodata ini. Dan terlihat ada selembar foto 10 R sembunyi di balik kertas biodata ini. Dan sungguh tidak beruntung fotonya terbalik, belakangnya yang menghadap ke arahku.

Ada pertanyaan tanpa sadar menelisik dalam pikiranku, melihat fotonya atau membaca biodatanya dulu. Mana yang harus aku dahulukan. Ah, aku tidak suka dengan pilih memilih seperti ini. Aku lebih suka satu pilihan. Alangkah tidak membingungkannya bila foto akhwat menempel langsung pada biodata. Modelnya mungkin mirip CV lamaran kerja, fotonya bisa di atas. Atau berimprovisasi fotonya di tempatkan di bagian bawah tulisan data diri. Tapi ya sudahlah,intinya sekarang aku kebingungan, gara-gara dipisah harus membuka yang mana dulu. Sejujurnya hatiku condong melihat fotonya dulu. Tapi...

Ih, aku seperti orang gila. Kenapa aku memikirkan and focus sama hal remeh temeh seperti ini???? Mau disatukan alias diprint bareng atau foto terpisah emangnya hal primer apa sih yang urgent banget?? Ga penting amat deh. Mungkin aku terlihat sableng. Tentu saja guruku tidak gendeng. Karena guruku seorang ustadz..

Dengan kecepatan kilat ku balikkan foto terbalik akhwat pemilik biodata itu. Aku merasa menunggu lama. Ko lama ya? Seolah ada jeda waktu menunggu antara berputarnya tanganku yang membalikkan foto itu. Silahkan buka http://lebay.com/.

Moment membalikkan fotonya seperti siaran gol atau pelanggaran dalam sepakbola di televisi. Sangat lambat. Mula-mula terlihat jilbab hitam bagian ubun-ubunnya. Mungkin sengaja pake jilbab hitam biar terlihat putih kulit wajahnya. Kata orang, biar terlihat putih pakailah warna baju yang gelap, dan warna paling gelap adalah warna hitam. Dan bila ingin terlihat cerah dan jadi pusat perhatian, pakailah warna yang terang, dan warna paling terang adalah warna merah. Begitulah teori berpakaian, katanya sih. Tapi memang masuk akal dan memang terbukti.

Kembali ke foto sang akhwat. Wajahnya mulai terlihat tapi masih masih agak samar, mungkin efek pembalikkan yang terlalu cepat. Tapi sesamar-samarnya terlintas juga seukir wajah yang rasanya familiar.

Ku tatap lekat-lekat selembar foto itu. Dan, "Hah!!!!!!! Dia.....???" Aku shock. Aku kaget. Allahu Akbar. Aku terdiam lama, tak terasa air mataku tumpah. Aku menangis dalam diam...

(to be continued...)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.