"Cantik Beriman"
Saat pulang kuliah temanku tiba-tiba berbisik, "Qi, lihat tuh cowok yang duduk di sebrang itu cakep banget ceweknya. Dianya sendiri memble." Secara spontan tentu saja aku pun melirik pasangan yang dimaksudkan temanku.
Dari jarak sepuluh meter tentu saja aku bisa melihat jelas. Laki-laki berkulit hitam manis ( bahasa jujurnya : hitam) sedang bercengkerama dengan seorang gadis berkulit putih berambut panjang yaaa... mmm... cantiklah.
"Loe gak iri, Qi?" Tiba-tiba kata iri bergema dalam isi kepalaku. Iri? Aku iri? Sepertinya tidak deh.
"Kalau mereka itu pasangan suami istri dan istrinya berjilbab lebar. Tentu gue iri. Betapa beruntungnya laki-laki itu beristrikan wanita yang taat kepada Alloh. Kepada Alloh saja sudah taat apalagi kepada suaminya." Jawabku dengan mantaps.
"Yaelah loe kayak ustadz aja. Maksud gue, yaaa loe gak iri ngeliat cewek secantik itu didapetin sama cowok tengil kayak gitu?"
"Hmhmhm... Kenapa harus iri boy? Apalah artinya kecantikan kalau ia tidak dilandasi dengan ketaqwaan? Tidak ada artinya sama sekali. Justru wanita cantik tanpa iman itu berbahaya. Dia tanpa rasa malu bahkan bangga bermaksiat kepada Alloh. Kecantikan tanpa iman? Tidak ada artinya boy. So, ngapain gue iri?" Jawabku kembali dengan panjang lebar.
"Oooh begicu. Okelah, nanti gue nyari yang jilbaber cantik kalau gitu."
"InsyaAlloh semua jilbaber itu cantik boy. Tapi, masalahnya merekanya mau gak sama elu yang tengil juga? Hahaha... Kabuuuur."
#RenunganMalam
Komentar