Langsung ke konten utama

KESEMPATAN YANG KEDUA

"Wow, ternyata akhirat hanya begini saja. Aku pikir gimana gitu." Pikirku sambil tertawa riang. "Qiamat telah terjadi dan ternyata hanya begini saja. Aku masih melenggang bebas tanpa ada rintangan apapun. Hmhm... Aku memang layak masuk surga. Amal kebajikanku banyak pastinya Alloh memasukanku ke dalam surga. Hahaha..." Aku tertawa puas dan bangga sekali dengan diriku.

"Aduuh panaaaaas... Ampuuun Ya Alloh... Aku bertaubat Ya Alloh.. Panaaas." Aku menghentikan tertawaku. Terkejut mendengar rintihan kesakitan. Di mana suara rintihan itu? Kepalaku menengok kanan kiri namun tak kutemukan empunya suara. Kuarahkan pandanganku ke bawah kakiku. Hah, aku terkejut bukan kepalang ternyata di bawahkulah tempat siksaan neraka jahannam tempat para pendosa.

Kulihat jutaan sosok manusia sedang menghadapi hari penghukuman. Namun, mataku tertuju kepada sosok laki-laki yang rintihannya kudengar keras tadi. Kutatap ia dengan penuh rasa penasaran. Eh,sepertinya wajahnya tidak asing bagiku. Entah dimana aku pernah bertemu dengannya.

"Tolooong ana Ya Akhie. Tolong ana." Aku terkejut ketika ia berbicara kepadaku dengan tatapan deritanya. Kasihan sekali dia. Untungnya aku aman dari siksaan. Mengerikan sekali.

Nah, aku ingat sekarang siapa dirinya. Ia adalah seorang yang sangat faham agama. Ia sering berteriak lantang menasihatiku. Tapi, kenapa ia malah menjadi penghuni neraka? Ih, naudzubillah tsumma naudzubillah.

"Hey, jika aku boleh tahu kenapa Alloh menyiksamu? Bukankah kamu selama ini selalu menyeru kebaikan kepadaku? Dan bukankah kamu orang yang mengerti pula hukum-hukum syariah?" Teriakku kepadanya.

"Iya, aku mengakui apa yang kamu katakan. Aku memang selalu menasihati kalian namun aku lupa menasihati diriku sendiri. Aku menasihati kalian tetapi aku sendiri rajin bermaksiat kepada Alloh. Aku bertaubat sekarang tetapi ternyata taubatku telah terlambat. Aku menyesal sekali." Jawabnya panjang lebar. Tiba-tiba ia menggerung-gerung menangis penuh rintihan kesakitan. Tangisnya memilukan sekali.

"Ya Alloh kembalikanlah aku ke dunia. Aku berjanji akan berbuat kebaikan seumur hidupku." Terdengar doanya. Hmhm... Sudah tahu taubatnya terlambat masih saja meminta kembali ke dunia. Dasar manusia tidak tahu diri.

"Hey, kamu memang pantas masuk neraka. Salahmu sendiri hidup dalam kubangan dosa. Hahaha..." Aku tertawa sepuas-puasnya. Aku pun berjingkrak-jingkrak kegirangan melihat diriku yang aman-aman saja.

"Hey, manusia yang buruk nasibnya, aku terlupa namamu. Ingin sekali aku mengetahui namamu mungkim saja aku bertemu seseorang yang pernah merasakan kebaikanku. Semoga saja meringankan azab siksamu." Ujarku sambil tertawa cekikikan.

"Kamu mengenalku. Sangat mengenalku." Jawabnya perlahan. Hihihi.. Dasar sok kenal sok dekat. "Aku hanya mengenalmu sekilas saja namun aku terlupa namamu." Ujarku kembali.

"Dengarlah baik-baik. Namaku adalah Muhammad Rizqi Gumilar." Bak petir di siang bolong saat ia menyebut nama itu. Seketika keriangan jogetku terhenti. "Hey, apa maksudmu menyebut namaku? Aku adalah ahli surga bukan ahli neraka sepertimu." Teriakku penuh kemarahan.

"Aku adalah kamu. Kamu adalah aku. Kita adalah satu. Tanyakan pada seluruh anggota tubuhmu apa saja dosa-dosamu?" Seketika terdengar suara-suara mengerikan dari seluruh anggota tubuhku. Semua dosa-dosaku disebutkan dengan nyaringnya. "Tidak. Tidak Ya Alloh..." Kututup telingaku sekuat tenaga namun suaranya semakin nyaring.

"Tidak Ya Alloh.. Tidak.. Ya Alloh, kembalikan aku ke dunia kembali." Teriakku penuh kepanikan dan ketakutan yang luar biasa. Tiba-tiba terdengar suara yang maha dahsyat memanggil namaku. Aku berlari ketakutan tak tentu arah. Tiba-tiba aku merasakan tarikan yang sangat dahsyat. Aku Tubuhku terjatuh dengan kerasnya.

"Ampuni hamba Ya Alloh... Ampuni hamba... Ampuni hamba.. " Rintihku sambil bersujud. "Kembalikan aku ke dunia Ya Alloh.. Kembalikan.. Aku berjanji akan berbuat kebaikan seumur hidupku." Bibirku tanpa sadar berucap seperti laki-laki itu. "Aku berjanji Ya Alloh.."

---***---

Keringat dingin membasahi tubuhku. Aku terbangun penuh rasa lelah. Astagfirullah Al-Adzim. Aku bermimpi hari kiamat. Ya Alloh, ampuni hamba..

Astagfirullah Al-Adzim... Ah, aku ketiduran dan belum salat Isya. Kupaksakan tubuh lelahku untuk berdiri. Cermin kamarku memantulkan tubuh ringkihku. Kuhampiri dan aku merasa terkejut saat melihat sisa air mataku di pipiku. Astagfirullah.. Aku menangis dalam mimpi. Jangan-jangan semua ini bukan mimpi. Kucubit tanganku untuk mengembalikan kesadaranku. Kugeleng-gelengkan kepalaku pula. Ah, ini mimpi. Tiba-tiba...

"Duarrrr... " Terdengar dentuman yang luar biasa kerasnya. Aku berlari keluar kamarku. Kiamat! Aku ketakutan setengah mati. Kilasan dosa-dosaku membayar silih berganti. Aku belum solat. Ya Alloh.. Aku pun belum bertaubat. Aku bergegas mengambil gamisku dan berlari ke luar rumah. Satu tempat yang kutuju adalah mesjid.

Aku pun berwudhu dan solat penuh kekhusukan dan lelehan air mata. Sambil menunggu apa yang akan terjadi. Selang beberapa menit tidak terjadi apa-apa. Kembali kucubit tanganku. Terasa sakit kok. Aku bergegas ke luar menuju jalan raya dan melihat beberapa orang sedang memotong kayu.
Allohu Akbar. Alhamdulillah Ya Alloh, ternyata itu suara pohon besar di pinggir jalan yang sengaja di robohkan. Alhamdulillah. Ternyata bukam kiamat. Alloh masih memberikanku kesempatan untuk bertaubat. Kesempatan yang mungkin saja tidak akan datang untuk kedua kalinya. Subhanalloh Walhamdulillah Wala ilaha illalloh Allohu Akbar.

#SebuahRenungan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.