Langsung ke konten utama

Dialog Iman 3

Kemarin pas saya mau ke mesjid mau sholat isya. Sy melewati kakek2 yg jalannya tertatih-tatih pake tongkat didampingi istrinya yg sama2 tua dan ringkih.

Mereka berdua mau mengikuti ibadah jum'at Kristiani di sebuah rumah. Karena gak tega langsung saya menggandeng mereka berdua. Sampe sy antarkan ke gerbang rumah itu sampe sy pun telat beberapa rokaat.

Dan sy melakukan ini bukan karena ingin dipuji dan sebagainya. Karena sy tau kita ini sama-sama manusia y mas Erato Baskoro. Kita butuh orang lain karena kita hidup di masyarakat. Dan dalam agama Islam saya, tolong menolong itu wajib tanpa harus melihat latar belakangnya. Dalam agama mas pun pasti diajarkan.

Perbedaan itu adalah keniscayaan. Mau tidak mau kita wajib menerimanya. Kita ini masyarakat majemuk. Mau tidak mau kita akan berhubungan dengan semua orang dengan latar belakang yg berbeda.

Saya bukannya tidak mampu untuk membalas copast berkali-kali mas ttg sejarah tak ilmiah itu. Saya bisa saja tp untuk apa? Mau sampai kapan kita manusia terjebak dalam pikiran sempit?

Saya dulu sama seperti anda mas. Tapi, setelah saya membuka diri dengan banyak membaca buku-buku semua hal termasuk sejarah kekristenan. Saya semakin memahami bahwa perbedaan itu adalah fakta dan niscaya.

Dan tugas kita sebagai manusia terpelajar adalah membuat dunia semakon indah dan damai dengan (fakta) perbedaan ini.

Dalam Islam dan Kristen pasti ada unsur dakwah atau mengajak agar masuk agama masing-masing. Itu wajar dan memang seperti itulah faktanya ajaran agama-agama kita. Dan tugas kita sebagai missionaries agama masing-masing adalah berkompetisi secara fair, secara sehat dan damai.

Dan tugas kita pula menunjukkan akhlak dan pribadi yg baik sebagai pancaran dari agama kita masing-masing.

Tak usah kita meributkan orang yang tidak mengerti dan tetap dengan kebodohan dan bahasa maki-makinya. Lebih baik kita memulainya dari diri kita sendiri.

Mohon maaf saya panjang lebar membahas ini. Saya cuma meminta mas untuk terimalah perbedaan ini. Jadilah Kristiani yg baik. Dan marilah kita berkompetisi menunjukkan kebaikan-kebaikan agama kita sendiri. Salam damai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.