Senja begitu cepat berlalu. Tak terasa hampir satu jam aku duduk di dalam mesjid Al-Jihad sambil tilawah alquran. Aku sedang menunggu ustadz Robie. Beliau adalah murobbieku. Beliau memintaku agar menemuinya senja ini. Namun, menurut istri beliau Ummu Safinah, ustadz sedang menjemput putrinya terlebih dahulu dan memintaku untuk menunggunya.
Aku tahu kenapa ustadz memintaku untuk menemuinya. Dua hari yang lalu ba'da “halaqoh”aku telah memberikan biodata ta'arufku kepada beliau. Dan aku tahu pasti ada kaitannya dengan semua ini. Ah, jika benar semoga Alloh mempermudah jalanku untuk bersegera menuju kebaikan. Aku ingin segera menggenapkan setengah dien ini. Bagi pemuda seperti tiada jalan lain selain menyelamatkan diri dari fitnah masa muda.
Sebuah titik klimaks dari perjalanan seorang pemuda. Hmhm.. sebuah senyuman tersimpul indah dari paras tirusku.
Terdengar deru suara motor di depan mesjid. Nampak, ustadz dan putrinya sedang turun. Ah, hatiku semakin deg-degan tak karuan. Saat ustadz melewati pintu masuk mesjid dan melihat diriku, spontan ia menghampiriku.
“Assalamu'alaikum, Akhie. Afwan antum menunggu lama. Sebentar ya nanti kita mengobrol ba'da maghrib.” Ujar beliau sambil tersenyum dan meninggalkanku dalam keadaan hati yang penasaran penuh dagdigdug.
Kembali kulanjutkan tilawahku. Dan tak berapa lama, muadzin mesjid mengumandangkan adzan maghrib. Senandungnya mengharu biru penuh romantisme masa silam saat awal mula Islam didakwahkan. Syukurku pada-Mu Ya Rohman, atas nikmat-Mu senja ini.
Ba'da sholat maghrib dan rawatib
Komentar