( sebuah kesimpulanku saat berdiskusi dengan kalian yang "nyeleneh" )
1. Kesombongan jiwa itu terkadang hadir tanpa kita sadari.
2. Kesombongan jiwa bisa saja hadir saat kita "merasa" telah mendapatkan ilmu baru yg lebih "sesuai" dengan diri kita.
3. Kesombongan jiwa itu tanpa kita sadari muncul saat jiwa kita "mengklaim" pemahaman baru yg kita dapatkan lebih benar.
4. Kesombongan jiwa itu berefek kepada kesombongan "realitas" dengan mengeluarkan statement2 yang berbeda dari khalayak umum.
5. Statement berbeda ( nyeleneh ) itu diakibatkan:
- Kurangnya referensi keilmuan, ia terpaku pada buku pendukung ke"nyelenehan", tanpa mau memandang buku yang menolak "kenyelenahan"
- Kurangnya pemahaman agama yg benar.
- Kurangnya mawas diri terhadap ilmu-ilmu akibat keawamannya. ia mengira semua ilmu itu bebas nilai (value laden) padahal semua ilmu itu adalah produk peradaban-peradaban yang tidak akan terlepas dari worldview (paradigm/persepsi) dan epistemology.
- Akibat paradigma semua ilmu itu bebas nilai, ia pun "memaksakan" diskursus ilmu barunya kepada keilmuan islam. sehingga terjadilah distorsi dan desakralisai syariah ( desakralisasi alquran ).
6. Inilah akibat keawaman dan kegenitan sebagian kaum terpelajar muslim yang merasa sudah pintar dan hebat sehingga mengeluarkan statement2 yg menolak aturan2 islam atas nama penafsiran baru yg lebih humanis atw manusiawi atau tafsir gender.
7. Biasanya yang terkena kenyelenehan itu adalah anak-anak baru yg baru mengenal pemahaman kenyelenehan itu, sehingga ia mengalami kegagapan n KEKAGETAN luar biasa, "Oh ini toh.. ternyata seperti ini, aku baru tahu.. inilah pemahaman yg sesuai denganku" dan lain-lain.
8. Kondisi jiwa bagi jiwa yang mengalami kenyelenehan itu diikuti dengan egoism yang tinggi atau merasa diri paling benar, sehingga tanpa sadar jiwanya anti kritik.
9. Sebenarnya ada beberapa cara untuk mengukur diri sendiri apakah muslim yang baik atau bukan :
- Kerajinannya untuk mengaji alquran atau tilawah alquran. orang yg menjauhi agama tanpa dia sadari perlahan-lahan akan menjauhi rutinitas mengaji ini. padahal hampir seluruh dunia muslim sejak zaman nabi mengamalkan ibadah mengaji ini.
- Pengamalannya dalam melakukan ibadah malam atau qiyamullail atau solat malam. bagi seseorang yang iman atau keislamannya menurun, ia akan sering meninggalkan ibadah ini.
10. Saya pernah mengalami keguncangan hebat akibat pertarungan pemikiran ini dan mengadopsi pemahaman lberal dan secular dalam kehidupan penulis sendiri.
11. Namun, Alhamdulillah saya sudah tersadarkan dan bertaubat.
12. Solusi bagi kaum terpelajar muslim yang mengalami "KEKAGETAN INTELEKTUAL" adalah :
1. Jika diperlukan, bacalah semua literature agama-agama dunia dan kunjungilah langsung tempat ibadah mereka untuk mengenal lebih jauh agama-agama dunia. Otu yg dilakukan saya dengan mengunjungi tempat ibadah agama-agama di Indonesia.
2. Dalam mengkaji pemikiran-pemikiran janganlah berpaku pada satu pemahaman saja tetapi kajilah pemahaman kontra nya. misalkan sering mengkaji pemahaman nasr hamd abu zaid sekaligus membaca pemahaman Prof. Dr. Syed Muhammad naquib al-attas atau kajian Na'im dan Sahrur mengkaji pula pemahaman Dr.Muhammad imaroh, dan lain-lain. Pemikiran ulil abshor, budi munawar, nurkholis majid, adzumardi, zainun kamal dengan perbandingan komunitas http://insistnet.com , Dr.adian husaini, Dr.hamid fahmi zarkasyi, adnin armas,MA, fahmi salim, M.A, dan lain-lain.
3. Bukalah pikiran kita dari ketertutupan pikiran, buang egoism, buang kesombongan merasa sudah pintar, dan sebagainya.
4. Rajin-rajinlah bertafakur atas semua kejadian atau peristiwa dalam sejarah perjalanan hidup kita. terkadang ada banyak hal yg tanpa kita sadari telah berubah. dulu rajin ngaji dan sholat, sekarang tiba-tiba malas sama sekali.
5. Fahamilah liberalism dan sekularisme tidak akan bertahan lama bagi jiwa-jiwa yang meyakini hidupnya akan mengenal mati. Dan yang saya rasakan saat mengadopsi pemikiran nasr hamd abu zaid adalah kekeringan jiwa and kehausan akan kedamaian dan ketenangan.
6. Bagi jiwa muslim, kebenaran islam tidak terbantahkan lagi. Itulah hasil jaulah saya setelah membaca kitab suci beberapa agama yang ada di Indonesia dan mengunjungi tempat ibadah-ibadah mereka.
7. Dulu saya menganggap pluralisme agama ( secara akidah ) adalah kebenaran, terutama setelah saya membaca buku-buku sayyed nasr dan f. schuon. Namun, setelah penulis membaca kajian al-attas dan majalah islamia. ternyata pemahaman "the real god" schuon itu keliru dan tidak masuk akal.
8. Dulu saya sangat tertarik dengan hermeneutika alquran dan kagum tentang kajian nasr hamd abu zaid, Arthur Jeffery, Christopher Luxemburg, zainun kamal dan tafsirnya taufik adnan amal. Namun, setelah saya membaca buku-buku Muhammad imaroh, Prof. Naquib al-attas, Dr. Adian husaini dan lain-lain. Saya menyadari kekeliruan pemahaman sesat mereka.
9. Belajarlah rendah hati dengan tidak mengeluarkan stetement-statement provokatif tentang syariah islam. Belajarlah rendah hati dengan sering bertanya pada diri kita,"Sudah berjuta buku muslim apa saja yg sudah kita baca dibanding buku-buku pendukung liberalism and secularism? karenanya tak layak kita merasa pintar dan paling benar dengan keliberalannya.
Terima kasih sudah mau membaca. Hanya jiwa-jiwa yang angkuh sajalah yang menolak kritik. Kaum terpelajar selalu terbiasa dengan kritik dan diskusi. semoga kita termasuk kaum terpelajar itu. Aamiin.
Salam
Muhammad R. Gumilar
Komentar