Langsung ke konten utama

Kuliah Islamic Studies with Dr. Syamsuddin Arif

Kuliah Islamic Studies with Dr. Syamsuddin Arif

Karena habis waktu dan gagal bertanya akhirnya ane mendatangi beliau. "Oh antum yang tadi mau bertanya y?" Tanya beliau dengan ramahnya. "Iya, Ustadz." Jawab ane singkat. "Ini ustadz tentang Cristoper Luxemburg ( entah gimana nulis namanya) yang dijiplak habis-habisan oleh Taufik Adnan Amal penulis buku Rekonstruksi Sejarah Alquran" Ane menjelaskan sekilas.

"Ooooh,....Antum aktivitasnya ap? kuliah atau apa?" Tanya beliau, mungkin untuk mengetahui jawaban apa yang pas dengan aktivitas ane. Tapi, jawaban beliau tidak tuntas karena terlalu banyak fans yang menyerbu beliau.

Setelah basa basi sejenak dan mengucapkan terima kasih karena makalah-makalah beliau di Majalah Islamia telah mencerahkan pikiran ane. Ane pun bertanya bagaimanakah agar ane seperti beliau. Lalu beliau menjawab, "Saya dulu bertanya pada Prof. Al-Attas, 'Prof, bagaimana kami bisa seperti Anda?' Jawab beliau, 'Milikilah 5 sifat, yang pertama Sidiq,....'" Sangat disayangkan ketika Dr.Syamsuddin sedang menjelaskan banyak yang meminta foto.

Namun di sela-sela foto-foto ane masih bisa bertanya lagi terutama menjelaskan pemikiran ane yang tercerahkan oleh pemikiran beliau. Beliau pun memberikan nasihatnya, "Kajilah ilmu, sekarang banyak terjemahan namun lebih baik jika mengkaji kitab arabicnya langsung." Lagi-lagi para fans beliau mengganggu.

Ane mengungkapkan juga unek-unek jika buku beliau "Orientalisme dan Diabolisme Intelektual" sulit untuk didapatkan. Di penerbitnya juga sudah habis. Beliau pun kaget seolah baru tahu jika bukunya sangat langka dan sulit ditemukan. "Antum search aja di Google nama saya Syamsuddin ya pake Sy. InsyaAlloh banyak artikel saya." Jawab beliau. "Nama Twitter antum apa tadz?" Tanya ane. "Wah, saya belum punya akun Twitter." "Oooh pantesan ane cari-cari tidak ada akun Twitter antum."

Begitulah sekilas pertemuan pertama ane dengan Sang Idola. Semoga ane bisa mengikuti beliau dalam meniti titian ilmu. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.