Langsung ke konten utama

Kecantikan Yang Fana

"Kecantikan Yang Fana"

Ia adalah gadis tercantik yang pernah kukenal. Wajar ia merasa bangga dengan karunia Alloh itu. Hidung bangir, alis indah, mata lentik dan bibir yang merekah merah menyatu dalam wajah pualamnya. Ditambah dengan sifat ramah dan murah senyumnya. Jadilah ia wanita yang sedap dipandang dan dikenal.

Hingga suatu senja, kecelakaan merenggut sedikit kecantikan parasnya. Lalu, Alloh mengujinya pula dengan calon suami yang meninggalkannya.

"Sebelumnya ia berjanji akan menikahiku tetapi setelah aku mengalami kecelakaan dan melihat wajahku sekarang, ia memutuskan pertunangan ini."

Sebulan pasca kecelakaan aku menjenguknya. Aku terlambat karena baru mendengar kecelakaannya. Ia menyambutku dengan senyuman. Di mataku ia masih nampak seperti dulu. Tetap ramah, murah senyum dan periang. Di mataku ia tetaplah sempurna. Sisa operasi di bawah hidungnya tak mengurangi kesempurnaannya. Namun, aku tetap menduga terjadi perubahan paradigma berpikir dalam dirinya. Dari seorang wanita penuh percaya diri tiba-tiba berubah menjadi wanita kurang percaya diri.

Bagi wanita terkadang setitik noda di wajah saja membuat mereka minder, apalagi jika itu sisa luka. Mungkin itu yang ada dalam pikirannya. Namun ternyata dugaanku keliru.

"Aku tahu dan sadar jika wajahku tak seperti dulu lagi. Aku sadar. Namun, aku tak mau larut menangisi kecantikan yang fana ini. Lagi pula, ini sudah terjadi, tak ada yang harus aku lakukan selain menerima takdir ini. Apa yang terjadi denganku adalah takdir Alloh. Dan takdir Alloh selalu sempurna."

"Aku bersyukur Alloh masih memberikanku kesempatan untuk memperbaiki diri. Banyal hal yang bisa aku lakukan dalam hidup ini. Banyak karya yang bisa kuberikan untuk bangsa ini. Aku memang tak secantik dulu. Tak mengapa. Alloh Maha Tahu jika kecantikan ini adalah fana. Dan aku tahu, Alloh sedang menuntunku meniti titian hidup yang lebih bermakna. Alhamdulillah.

Aku terpesona mendengar ketabahan dan kedewasaannya. Ia menerima semua takdir Alloh tanpa protes. Ia tetap tersenyum. Dan bagiku ia tetaplah wanita tercantik yang pernah kukenal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Kasus Korupsi yang Belum Terselesaikan Versi ICW

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pemberantasan korupsi. Nah, di bawah kepemimpinan pimpinan baru KPK nantinya, setidaknya ada 13 kasus korupsi yang harus dibereskan. Berikut ini 13 kasus korupsi yang belum terselesaikan versi Indonesia Corruption Watch: 1. Kasus korupsi bailout Bank Century 2. Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI 3. Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang 4. Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang lain 5. Rekening gendut jenderal Polri 6. Suap program Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans 7. Korupsi hibah kereta api di Kemenhub 8. Korupsi pengadan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM 9. Korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau 10. Kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati 11. Kasus korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont...

Memendam Rasa

Bertahun-tahun aku hidup dalam pendaman rasa yang membuat hatiku resah tak terperikan. Ketakutan jiwa kuanggap hanyalah halusinasi belaka. Akhirnya, kuobati dengan pikiran-pikiran positif bahwa akulah yang seharusnya introspeksi diri. Namun, akhirnya apa yang kupendam selama ini ternyata adalah kenyataan, bukan sekadar ilusi. Terkadang aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Aku telah tertipu bertahun-tahun oleh seseorang yang aku pikir bisa dipercayai. Mungkin inilah takdirku. Takdir yang harus aku terima sepahit apa pun. Walaupun aku masih geleng-geleng kepala, kok bisa berbuat seperti itu sambil terkesan. Lalu, datang kepadaku tanpa merasa bersalah. Senyum dan tertawa bersama keluarga kecilku. Tak pernah ada yang mengira penipuannya telah berlangsung ribuan hari. Bukan sehari dua hari, tetapi ribuan hari. Ckckckck... Tertidur ribuan hari sepertinya tak mungkin. Terlena dalam keadaan sadar, sepertinya seperti itu. Takdirku... Hari-hari berlalu dengan perasaan yang campur aduk. Aku ...

Alone

Aku memutuskan untuk pergi berlayar. Kukembangkan perahu layarku. Dan kubiarkan angin pagi lautan menerpanya. Amboi. Indah nian. Tak pernah aku menikmati kesendirianku selama ini. Kehidupan kota terlalu kejam menyiksa batinku dengan segala gemerlapnya. Kini di pagi yang cerah ini aku berlayar di tengah lautan bebas menikmati sisa-sisa hidup yang mungkin tak lama lagi kunikmati. Inilah kebebasanku. Mencumbu alam, menikmati alam.