"USTADZ ENERJIK"
Suatu malam ba'da maghrib ketika perkuliahan Bahasa Arab baru saja dimulai. Seorang lelaki sederhana dengan langkah enerjik tiba-tiba masuk ruangan kelas. Dan tanpa basa basi ia duduk di sampingku. Aku tersenyum melihat tingkahnya yang enerjik.
Ustadz pun melanjutkan perkuliahannya. Sesekali lelaki di sampingku menyela ucapan Ustadz. Sejujurnya aku merasa terganggu dan merasa aneh. Kutatap ia dengan seksama, tiba-tiba ia tersenyum lebar kepadaku. Otomatis akupun tersenyum pula.
Ketika ustadz menjelaskan tentang wajibnya belajar Bahasa Arab bagi kaum muslimin, lelaki itu terus saja menyela. Aku merasa terganggu sekali. Tetapi, apa yang ia katakan selalu benar. Seolah menambal materi perkuliahan Ustadz. Dan Ustadz pun nampak enjoy dan tidak merasakan itu sebuah masalah. Beliau tetap tersenyum.
Ustadz menjelaskan kepada kami tentang kajian bahasa pada Surat Al-Ankabut ayat 41
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui."
Beliau menjelaskan tentang kalimat,
الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتا
(laba-laba yang membuat rumah)
"Dari penggalan ayat itu coba kita bedah. Kata العنكبوت adalah mudzakkar (laki-laki) tetapi kenapa Alloh menggunakan kata kerja mu'annats (perempuan) yaitu اتخذت. Bagi kita yang tidak memahami Bahasa Arab pasti akan bingung."
Tiba-tiba lelaki disampingku menyela, "Dari penelitian yang saya tahu dan dari penjelasan para peneliti dikatakan bahwa yang membangun sarang (rumah) laba-laba adalah laba-laba yang betina (perempuan). Karenanya Alloh menggunakan kata اتخذت (mu'annats=perempuan)."
Dan...."أحسنت" (Kamu benar sekali) Seruan Ustadz terdengar nyaring. Semua mahasiswa serempak bertakbir dan bertasbih.
"Oleh karena itu, mempelajari Bahasa Arab wajib bagi kaum muslimin agar kita memahami agama ini." Ujar Ustadz.
Kutatap lelaki di sampingku. Aku merasakan kekaguman yang dalam kepadanya. Aku sendiri yang mengaku tukang baca buku ternyata baru mendengar itu. Aku tertinggal jauh ternyata. Astagfirullah al-Adzim...
Setelah pulang kuliah aku mampir sebentar di warteg dekat kampus. Tak lama kemudian lelaki sederhana itu masuk pula dan tanpa basa basi memesan makanan dan menyantapnya dengan enerjik. Melihat makannya yang lahap penuh enerjik membuatku tersenyum simpul.
"Mungkin ia lapar dan lelah." Pikirku. Dan tak lama kemudian ia selesai makan. Aku tersenyum kepadanya dan ia membalasnya dengan senyuman lebar.
"Ana Nasruddin." Ujarnya memperkenalkan diri. Aku tersenyum dan memperkenalkan diri pula. Setelah perkenalan diri itu sikap kaku mulai mencair.
"Antum rumahnya dimana Tadz?" Prologku membuka obrolan.
"Ana aslinya dari Bima. Tetapi, ana sekarang tinggal di Mesjid Persatuan Islam Galur Jakarta Pusat." Jawabnya dengan lugas. Aku merasa seperti pernah mendengar nama mesjid itu.
"Wah, uwak ana juga rumahnya di Galur. Antum Galur sebelah mananya?" Tanyaku mulai menduga-duga siapa ustadz enerjik di depanku ini. Ia pun menjelaskan mesjid tempat tinggalnya.
"Uwak antum di sebelah mana?" Tanyanya. "Mmmm.. Antum tahu rumahnya dr.Yudhi gak? Istrinya bernama Teh Diah Yudi." Tanyaku kembali. Ia nampak kaget.
"Wah, antum saudara ana. Anak-anak dr.Yudhi belajar tahfidz sama ana. Bahkan Arik sudah hafal 1 juz." Jawabnya menyebutkan keponakanku dengan antusias.
Hmhm..Ternyata ustadz muda inilah yang disebutkan Teh Diah beberapa waktu yang lalu yang mengajari anak-anaknya mengaji. Ustadz yang sikapnya sederhana apa adanya. Bukan hanya enerjik tetapi Ustadz Nasruddin ini seorang hafidz pula. Ia lulusan ma'had tahfidz di Bima. MasyaAlloh..
Begitulah sekilas kisah malam ini. Terkadang kita mudah menilai seseorang tanpa kita tahu kualitasnya yang sebenarnya. Semoga Alloh memberkahi ustadz enerjik ini. Aamiin...
Komentar